Lailatul Qadar, Bermakna Malaikat Menulis Takdir
MEMASUKI sepuluh terakhir bulan Ramadhan, kesempatan untuk meraih puncak ibadah dengan Lailatul Qadar. “Mohon dijelaskan, apa makna malam Lailatul Qadar itu,” kata Rusmawati, warga Siwalankerto Surabaya, pada ngopibareng.id.
Inilah jawaban atas pertanyaan tersebut, disampaikan Ustad Muhammad Ma’ruf Khozin, Tim Lembaga Bahtsul Masail NU Jatim.
“Al-Qadr artinya adalah keputusan hukum terhadap sesuatu, karena besarnya kedudukan dan kemuliaan malam tersebut, dan karena di malam tersebut Malaikat menulis takdir-takdir yang terjadi di malam tersebut sampai 1 tahun ke depan,” kata Ustad Ma’ruf, mengutip kitab Faidl al-Qadir Syarah al-Jami’ ash-Shaghir 2/199.
Lebih jauh dijelaskan tentang sejarah Lailatul Qadar. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW, suatu hari menceritakan 4 orang dari Bani Israil yang menyembah Allah, selama 80 tahun, yang tidak pernah berbuat maksiat sekejap matapun, yaitu Ayub, Zakariya, Hizqil bin ‘Ajuz dan Yusya’ bin Nun. Maka para sahabat mengagumi hal itu.
Kemudian datanglah Jibril kepada Nabi SAW dan berkata: “Wahai Muhammad, umatmu kagum dengan ibadah selama 80 tahun, yang tidak pernah berbuat maksiat sekejap matapun. Kemudian Allah menurunkan yang lebih baik dari ibadahnya orang Israil tersebut.
Kemudian Jibril membacakan kepada Nabi: “. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan” (al-Qadr: 1-3) Ini lebih utama dari pada yang dikagumimu dan umatmu”. Kemudian Rasulullah dan sahabat merasa senang dengan hal itu”.
Demikian penjelasan Ustad Ma’ruf Khozin, seraya mengutip kitab Tafsir Ibnu Katsir 8/443. (adi)