Lahirkan Indonesianis Muda, Pintu Masuk Peneliti Makin Terbuka
Indonesia telah menggelar Kongres Indonesianis Sedunia pada 1 – 2 Desember secara daring. Kongres ketiga yang penyelenggaraannya bekerja sama dengan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung itu, mengusung tema “Indonesia Pasca-Pemulihan COVID-19, Tumbuh Lebih Kuat dan Lebih Tangguh”.
Plt Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Teuku Faizasyah menyebut, Indonesianis merupakan “pintu masuk” bagi Indonesia, untuk semakin dikenal oleh negara-negara sahabat.
“Indonesianis menjadi pintu masuk kita, menjadi sahabat Indonesia yang berdiam di negara-negara sahabat,” ungkap Faizasyah yang juga menjabat Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, dalam konferensi pers, Kamis 2 Desember 2021.
Termasuk, para Indonesianis memiliki kepentingan untuk melihat Indonesia maju di berbagai aspek.
“Mereka memiliki kepentingan untuk terus membangun persahabatan dengan Indonesia dan juga memiliki kepentingan untuk bisa menyaksikan Indonesia tumbuh, maju di berbagai aspek kehidupan. Apakah ekonomi, sosial-budaya, politik sekalipun dan lain-lain,” jelas Faizasyah.
Dikatakan Faizasyah, Indonesia mengharapkan akan lahir lebih banyak Indonesianis dari generasi muda, sehingga penelitian ataupun promosi mengenai Indonesia akan terus berlangsung di banyak negara.
“Di masa lalu di era awal kemerdekaan banyak kita mengenal tokoh-tokoh Indonesianis dari Cornell University misalnya, mereka-mereka yang mendalami Indonesia dan banyak membuat tulisan-tulisan mengenai Indonesia. Dan, karya-karya yang ditulis mereka itulah turut mengenalkan Indonesia di mancanegara,” terang Faizasyah.
“Memang ada berbagai pergeseran atau ketertarikan terhadap kawasan atau negara baru itu tidak bisa kita hindari. Oleh karena itu, harapan dari kemenlu RI akan lahirnya Indonesianis-Indonesianis baru. Sehingga, mereka turut mempromosikan Indonesia melalui ketertarikannya atas isu-isu tertentu. Sehingga, dari sisi lain mereka menjadi duta mempromosikan Indonesia di luar negeri,” sambungnya.
Indonesianis asal Kota Darwin, Australia yang juga merupakan Dosen Studi Indonesia di Universitas Charles Darwin, Nathan Franklin mengatakan, Indonesia merupakan negara penting di dunia, sehingga berbagai kejadian maupun kebijakan dalam negeri menjadi perhatian dunia.
“Sama seperti Amerika, China dan India, Indonesia itu perlu diperhatikan. Indonesia lebih maju daripada China dari hal Indonesia sudah menjadi (negara-red) demokrasi sudah lama, perdagangan dengan dunia luar, pandangan penduduk setempat itu jauh lebih luas daripada orang china. India itu banyak kemiskinan dan banyak perbedaan di antara provinsi,” ujar Nathan Franklin kepada RRI.co.id.
Menurut Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Ben Perkasa Drajat, pada hari kedua kongres telah menghadirkan 10 Indonesianis muda.
“Hari kedua ini kami menghadirkan mereka, mudah-mudahan di tahun 2045 masih ada. Sekarang usianya sekitar 20 – 30 tahun mendekati 40 tahun . Harapan kita memang salah satunya adalah untuk menyongsong tahun emas 2045. Bagaimana membangun Indonesia Emas juga dengan bermitra dengan WNA yang mencintai dan ahli mengenai Indonesia,” kata Ben Perkasa Drajat.
Kongres Indonesianis Sedunia ketiga yang dihelat secara daring, menghadirkan lebih dari 250 peserta dari 70 negara.
Isu seperti peningkatan ketahanan kesehatan, lingkungan hidup terkait ekonomi hijau dan berkelanjutan serta transisi digital, dibahas di dalam kongres.
Para Indonesianis juga turut menyampaikan rekomendasi kepada Indonesia.
Salah satunya terkait dorongan agar pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih baik untuk tercapainya berbagai komitmen pada Sustainable Development Goal’s (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan).