Lahirkan Generasi Santri Milenial, Ini Resep Nyai Mundjidah Wahab
Hj Mundjidah Wahab, Bupati (terpilih) Jombang mengungkapkan, pengetahuan dan keterampilan agama saja tidak cukup untuk santri zaman milenial. Harus juga ditambahi dengan kemampuan lain agar kelak bisa berkiprah di masyarakat.
Apalagi menjelang diperingatinya hari santri beberapa waktu mendatang. Bagi saya, santri zaman now jangan semata belajar ilmu agama,” katanya, dikutip ngopibareng.id, Minggu 23 September, dari situs resmi nu-online.
Selain sebagai birokrat di pemerintahan di Jombang, Mundjidah Wahab dikenal sebagai Pengasuh Pesantren Putri Lathifiyah 2 Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
“Yang selalu diingatkan ibu saya adalah agar para alumni harus turut berkiprah di masyarakat, di samping tentunya berbakti kepada suami dan merawat anak, dan rumah tangga,” kata Hj Mundjidah Wahab.
Menurut putri tokoh NU KH Wahab Hasbullah ini, dalam pandangan perempuan yang terpilih sebagai Bupati Jombang ini, berbagai kemampuan harus juga dikuasai.
“Termasuk bahasa asing, organisasi dan teknologi informasi,” kata perempuan yang juga Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat Nahdlatul Ulama Jombang ini.
Karena dalam pandangannya, tantangan yang akan dihadapi pada tahun-tahun mendatang juga sangat berat. “Pasti berbeda, tantangan saat ini dan di masa mendatang,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, para santri hendaknya memanfaatkan waktu selama mondok di pesantren untuk berburu banyak keahlian. “Ya, harus serba bisa,” tegasnya.
Hal tersebut sebagaimana dialaminya saat ini. “Dulu saya tidak terbayang untuk menjadi seperti ini,” ungkapnya. Hanya saja, hampir seluruh waktunya diisi dengan belajar ilmu agama dan mengimbanginya dengan melatih keterampilan lain, khususnya di organisasi, lanjutnya.
Dirinya kemudian menceritakan sejumlah kegiatan yang diikutinya sejak tercatat sebagai siswa di Madrasah Muallimin-Muallimat Tambakberas. Dari mulai aktif di IPNU dan IPPNU, serta organisasi di internal madrasah.
Apalagi saat ada santri yang hendak boyong atau pulang ke rumah, ibundanya yakni Nyai Hj Rohman tidak henti-hentinya mewasiatkan untuk tidak semata berkutat di rumah.
“Yang selalu diingatkan ibu saya adalah agar para alumni harus turut berkiprah di masyarakat, di samping tentunya berbakti kepada suami dan merawat anak, dan rumah tangga,” jelasnya.
Dengan tantangan yang demikian berat tersebut, maka membekali diri dengan keterampilan adalah sebagai solusi. “Oleh sebab itu, sejumlah keterampilan lain baik dalam keilmuan maupun keahlian turut juga dikuasai sejak berada di pesantren,” pungkasnya. (adi)
Advertisement