DPRD Dorong Pemkot Kediri Revitalisasi Tanah Makam
Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Kediri H Ashari soroti terbatasnya lahan pemakaman umum di Kota Kediri saat ini. Menurutnya ia acap kali mendapat keluhan dari warga terkait persoalan tersebut.
"Banyak warga mengeluhkan kesulitan mencari lahan yang masih kosong untuk memakamkan keluarga mereka. Hal ini diperparah dengan budaya masyarakat untuk memberikan tanda makam bagi keluarga yang sudah meninggal dengan membangun kijing di area pemakaman," terang legislator yang hobi menunggangi kuda besi tersebut.
Merespons persoalan itu, Ashari memberikan solusi alternatif penyelesaian. "Kami ingin pemerintah kota kediri harus hadir di semua persoalan masyarakat sejak dari lahir sampai meninggal makanya ketika urusan pelayanan pemakaman kita harus masuk ke dalamnya, melayani masyarakat semaksimal mungkin," kata legislator dari Fraksi Partai Demokrat itu.
Menurutnya ada beberapa persoalan mendasar yang menyebabkan semakin terbatasnya lahan pemakaman umum. Di antaranya karena budaya masyarakat yang masih kuat untuk membangun makam leluhurnya dengan kijingan. Padahal sebenarnya masyarakat sadar bahwa hal itu melanggar peraturan daerah.
Kedua, lahan pemakaman yang sudah ada banyak berada di tengah perkampungan, sehingga tidak mungkin dilakukan perluasan lahan pemakanan. Di sisi lain apabila dilakukan pembukaan makam baru di satu lingkungan atau kelurahan, masyarakat juga tidak membolehkan ada lebih dari 1 pemakaman di kampungnya. Ada mitos tertentu yang diyakini oleh masyarakat berkaitan dengan hal itu.
Kemudian yang terakhir, ahli waris akan memakamkan warga yang meninggal dunia sebisa mungkin berdekatan dengan leluhur yang sudah meninggal. Pemakaman yang sudah disiapkan oleh pemerintah kota di bawah dinas permukiman kurang membantu menyelesaikan persoalan ini.
Masih kata Ashari, kehadiran pemerintah dalam hal ini adalah program revitalisasi pemakaman harus disegerakan. "Pemakam akan kami tata. Semua makam akan kami beri batu nisan yang sama sesuai dengan nama masing-masing, dengan nisan model sekarang, hanya di bagian kepala saja," katanya.
Sehingga dengan begitu space lahan pemakanan akan bertambah, karena kijingan yg dibangun warga itu terlalu besar. Selanjutnya seluruh permukaan tanah ditanami rumput dan tanaman hias agar kesan angker pemakanan itu hilang. "Dan tidak lupa sarana prasarana penunjang juga kita benahi, seperti lampu, toilet, gudang dan lain," katanya.
"Kebetulan di Kelurahan Tinalan kondisi pemakaman nya sangat membutuhkan pembenahan, sehingga kami mendesak agar revitalisasi pemakaman di sana disegerakan. Hal ini diharapkan akan menjadi percontohan pemakaman di kelurahan lainya," katanya.