Lagi, Santri Temboro Positif Covid-19, Total Jadi 23
Satu lagi santri Al Fatah, Temboro, Magetan terpapar Covid-19 setelah pulang ke Desa Sentul, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. Sebelumnya santri dari pesantren yang sama asal Desa Tukul, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo juga positif Covid-19.
“Santri Temboro asal Desa Sentul ini berjenis kelamin laki-laki, usianya 16 tahun,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, dokter Anang Budi Yoelijanto, Kamis malam, 7 Mei 2020.
Meski positif Covid, kondisi remaja asal Sentul ini terlihat sehat alias tanpa gejala seperti, batuk, pilek, demam, atau sesak napas. Yang jelas, kata Anang, santri tersebut baru datang dari Pesantren Temboro, beberapa hari lalu.
“Begitu hasil swab menunjukkan yang bersangkutan positif covid-19, santri tersebut kami bawa ke rumah pengawasan untuk diisolasi,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo itu.
Dengan tambahan satu santri ini, jumlah pasien positif covid-19 di Kabupaten Probolinggo menjadi sebanyak 23 orang. Sementara sebanyak 433 termasuk orang dalam pemantauan (ODP), yang terinci, 102 dipantau, 327 selesai dipantau, dan 4 meninggal.
Selain itu terdapat 50 pasien dalam pengawasan (PDP). Terinci, diawasi 16, selesai diawasai 17, dan meninggal 17.
Mendekati Idul Fitri, diperkirakan warga Probolinggo yang mudik semakin meningkat. “Faktanya masih ada warga Probolinggo yang mudik. Kalau bisa usahakan jangan mudik dulu karena rentan di saat pandemi covid-19,” kata Anang.
Mereka yang berdatangan ke Probolinggo ini, kata Anang, mungkin bukan pemudik. Mereka warga Probolinggo yang bekerja di luar kota kemudian pulang kampung. “Karena tidak ada pekerjaan di luar daerah, mereka pulang ke kampung di Probolinggo,” ujarnya.
Yang juga menjadi perhatian Satgas Covid-19 adalah para pekerja migran di luar negeri. Biasanya menjelang Lebaran, mereka juga pulang ke Probolinggo.
“Di luar negeri mungkin kontrak kerjanya tidak diperpanjang, kalau mereka pulang ke Probolinggo, ya susah untuk ditolak,” kata mantan Direktur RSUD Waluyo Jati, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo itu.
Perusahaan-perusahaan dengan banyak tenaga kerja di zona merah juga menjadi fokus Satgas Covid-19. Hal itu mengaca pada klaster Sampoerna di Surabaya, yang pekerjanya banyak terpapar covid-19.
“Kami menyarankan, perusahaan dengan banyak pekerja di zona merah agar melakukan rapid test massal pekerjanya,” kata Anang.
Hanya saja mereka diminta mandiri menyediakan alat rapid test sesuai kemampuan perusahaan. Sementara Satgas Covid-19 hanya bersifat mendampingi jika rapid test digelar di perusahaan itu.
Advertisement