Lagi Musim, Ulat Bulu Masuk ke Rumah Warga Bojonegoro
Puluhan ulat bulu atau Lasiocampidae masuk ke pekarangan dan rumah-rumah penduduk di beberapa kelurahan di Kecamatan Kota Kabupaten Bojonegoro. Masyarakat mengaku jijik dan takut dengan keberadaan ulat warna hijau muda dengan kepala terdapat bulu mirip tanduk itu.
Ulat bulu mulai muncul dalam satu pekan ini. Kehadiran uluat bulu kian banyak sering dengan mulai berkurangnya hujan yang satu bulan lalu masih terjadi hampir tiap sore di Bojonegoro. Kini menjelang musim peralihan dari hujan ke musim kemarau, jumlah ulat bulu bertambah banyak.
Menurut Sarno, 63, tahun warga Kelurahan Klangon, Kecamatan Kota Bojonegoro, ulat bulu awalya muncul di sela-sela daun pohon jambu air miliknya. Awalnya hanya ditemukan beberapa ekor saja. Namun, jumlahnya kini terus bertambah dari belasan menjadi puluhan.
“Bikin orang takut dan jijik karena bulunya menyebabkan gatal,” tegasnya pada ngopibareng.id, Minggu 5 Mei 2024.
Untuk mengusirnya, awalnya ditangkapi satu-persatu dengan lebih dahulu tangannya dilapisi sarung tangan. Tujuannya agar jari tangannya tidak gatal jika bersentuhan dengan ulat ukuran besar maksimal Panjang 3-4 centimeter dan lebar sekitar 3 milimeter itu. Ulat dikumpulkan, lalu dibakar, dan kemudian dikasihkan untuk umpan ikan di empang miliknya. “Jumlahnya kini jadi puluhan bahkan masuk ke sela-sela pintu dan jendela,” tambahnya.
Kasus ulat bulu tak hanya menyasar di beberapa tempat. Di Desa Bendo, Kecamatan Kapas, juga ditemukan ulat bulu menyasar di tanaman dan masuk rumah penduduk. Untuk mengusirnya, warga kemudian menggunakan semprotan hama dan juga semprotan obat nyamuk.
“Anak-anak saya ketakutan sampai menjerit jika melihat ulat bulu masuk rumah,” ujar Atmaja, warga Desa Bendo, pada ngopibareng.id, pada Minggu 5 Mei 2024.
Hingga sekarang ini, belum ada masyarakat yang melaporkan terkait keberadaan ulat bulu yang muncul dalam satu-dua pekan ini. Biasanya warga akan melapor ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Bojonegoro, jika muncul hewan seperti tawon, ulat, atau biawak yang membahayakan Masyarakat.
Menurut Adi, warga Kelurahan Klangon, Kecamatan Kota, Bojonegoro, untuk sementara warga belum melapor. Biasanya laporan disampaikan lewat Kantor Kelurahan/Kantor Pemerintahan Desa, untuk kemudian dilanjutkan ke Kantor Damkarmat.
“Kami belum melaporkan, kecuali misalnya jumlah ulat bulu yang memang membuat warga jadi ketakutan,” tegasnya. Dia menyebut, sudah ada telepon dari Kantor Damkarmat Bojonegoro, jika ada masalah.
Advertisement