Lagi, Diduga Dosen Universitas Sriwijaya Lecehkan Mahasiswinya
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Sriwijaya, Dwiky Sandy membuka layanan aduan soal dugaan pelecehan yang terjadi di kampus. Inisiatif ini pun mendapatkan respons dari mahasiswi. Seorang mahasiswi dengan inisial anonim mengadukan jika dia pernah menerima pelecehan seksual dari dosennya. Mahasiswi ini mengadukannya lewat media sosial Instagram unsrifess pada Ahad, 26 September 2021.
Ia menjelaskan aduan tersebut ditanggapi mereka dan berhasil mendapatkan identitas dari mahasiswi tersebut. Lalu pihaknya melakukan pendampingan terhadap mahasiswi itu pada 30 September 2021, hasilnya peristiwa yang dialami korban sudah direspons dekan fakultasnya.
“Kasus korban itu sudah sampai ke pihak fakultas. Sudah beberapa kali pemanggilan, ia datang didampingi ibu korban serta mendapatkan pendampingan dari ibu kajurnya,” ujar Dwiky.
Kemudian pihaknya menerima dua laporan baru kasus dugaan mahasiswi diduga dicabuli oknum dosen pada 6 November 2021 dari fakultas yang berbeda. Aduan tersebut sudah disampaikan ke Rektorat Unsri.
“Kami menilai dugaan kasus baru ini sudah sangat serius, karena korban disinyalir beberapa orang dan 16 November kemarin kami sudah layangkan lagi surat terkait dugaan pelecehan ini ke Rektorat," ujarnya.
Rektorat pun bertindak cepat. Rektorat Universitas Sriwijaya (Unsri) membentuk tim panitia adhoc untuk menyelidiki kasus dugaan mahasiswi menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum dosen.
Rektor Universitas Sriwijaya Anis Saggaf mengatakan tim adhoc tersebut beranggotakan Wakil Rektor 1 dan 2 sekaligus dekan setiap fakultas. Mereka diperintahkan secara khusus untuk menyelidiki kasus dugaan pelecehan tersebut secara internal.
"Sebetulnya tim ini sudah dibentuk sejak dua bulan lalu (pertama kali mencuatnya kabar pelecehan). Tim inilah yang mendalami dugaan pelecehan itu secara proporsional,” kata Anis di Palembang, Jumat, 19 November 2021.
Menurutnya, pihaknya cukup mengalami kesulitan menyusuri identitas orang yang mengaku menjadi korban pelecehan. Sebab laporan yang diterima sejauh ini masih anonim, itu pun dilakukan lewat akun media sosial.
Kendati demikian ia memastikan, dengan dibentuknya tim adhoc tersebut, Unsri akan mengusut kasus dugaan tersebut secara tuntas.
"Aturan akademik Unsri itu tegas ada etik yang harus dipegang dan ditaati jadi tidak ada yang kebal hukum siapa pun itu kami proses. Dalam waktu dekat pasti ada hasilnya," ujarnya.
Anis tidak mempersoalkan inisiatif Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa Unsri yang memfasilitasi diduga korban pelecehan untuk mendapatkan keadilan. Sehingga dugaan pelecehan ini kembali santer beredar beberapa hari terakhir.