Labuan Bajo Naik Level
Level Labuan Bajo mengalami kenaikan. Ibukota Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, ditetapkan sebagai Badan Otoritas Pariwisata (BOP). Hal ini menjadi bukti jika keeksotisan Labuan Bajo memang luar biasa.
Penetapan BOP Labuan Bajo, didasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2018. Perpres ini pun ditandatangani 5 April 2018.
Penetapan BOP Labuan Bajo, tidak lepas dari statusnya sebagai buffer zone Taman Nasional Komodo (TNK) yang dibentuk sejak tahun 1980. TNK ini menjadi rumah nyaman bagi satwa langka Komodo (Varanus Komodoensis) dan beragam biota laut.
“Ditetapkan sebagai Badan Otoritas Pariwisata menjadi keuntungan bagi Labuan Bajo. Sebab, potensi Labuan Bajo memang sangat besar,” ungkap Kepala Bidang Promosi Wisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur (NTT) Eden Klakik, Minggu (17/6).
Selain Komodo di TNK, Labuan Bajo juga memiliki kekuatan culture dan nature luar biasa. Kawasan ini menjadi destinasi wisata bahari kelas dunia. Penawarannya snorkling, diving, hingga tracking terbaik.
Beberapa destinasi lain yang ditawarkan itu diantaranya, Rinca yang juga menjadi habitat komodo, kemudian Pink Beach dengan pasirnya yang berwarna merah jambu. Perairan ini sangat ideal bagi para penghobi snorkling.
Daya tarik lain dari perairan ini adalah Manta Point. Di twmpat ini, wisatawan bisa berenang dan snorkling bersama Manta Ray. Ada juga Pulau Padar yang eksotis dengan sunrise dan sunsetnya. Keindahan lain ditawarkan paket Pulau Kelor, Kambing, Bidadari, juga Kanawa.
“Kawasan Labuan Bajo sangat indah. Posisinya juga sangat strategis karena menopang beberapa destinasi besar di sekitarnya. Penetapan Labuan Bajo sebagai BOP ini sudah tepat,” terang Eden lagi.
Labuan Bajo menjadi destinasi keempat yang berstatus BOP. Sebelumnya status ini sudah diberikan kepada Danau Toba, Candi Borobudur, dan Mandalika.
Dengan status barunya ini, Labuan Bajo semakin pede menatap pertemuan IMF-World Bank. Kawasan ini menjadi destinasi yang diajukan ke delegasi IMF-World Bank, Oktober nanti.
“Dengan penetapan Labuan Bajo sebagai BOP, maka akselerasi pengembangan di wilayah ini sangat terbuka lebar. Dan, beberapa program memang sudah disiapkan oleh Kementerian Pariwisata,” ujarnya.
Beberapa formulasi memang sudah disiapkan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Menyiapkan program jangka pendek, beberapa penambahan infrastruktur diberikan.
Nantinya, Labuan Bajo akan dilengkapi pedestrian di wilayah Jalan Soekarno-Hatta. Aspek amenitas terbaik juga disiapkan. Termasuk pembangungan pusat kuliner pun dilakukan di Kampung Ujung.
Program percepatan lainnya pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) di Kampung Air. Memudahkan aksesibilitas, jembatan penghubung Kampung Air dengan Bukit Pramuka pun dibangun. Agenda lain adalah pemasangan 20 titik tambat kapal (mooring buoy) di TNK untuk menjaga terumbu karang agar tidak hancur terkena terumbu karang. Fasilitas ini akan selesai pada akhir tahun ini.
“Ada banyak fasilitas baru yang segera dimiliki oleh Labuan Bajo. Kondisi ini tentu akan menunjang sekaligus memudahkan aksesibilitas wisatawan,” jelas Eden.
Menjadi destinasi priortas, target besar juga dimiliki Labuan Bajo. Kawasan ini ditarget kunjungan 500 ribu wisatawan pada 2019. Jumlah tersebut naik lima kali lipat dalam empat tahun terakhir. Pada tahun 2015 silam, jumlah kunjungan wisatawan di Labuan Bajo berjumlah 90 ribu orang.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut positif penetapan status BOP Labuan Bajo. Menurutnya, hal ini bisa berdampak pada kunjungan wisatawan. Dan hal ini akan berpengaruh positif bagi perekonomian.
“Ada banyak keuntungan dengan berstatus BOP. Kawasan ini akan cepat berkembang seiring dengan petumbuhan jumlah kunjungan wisatawan. Peluang investor masuk ke wilayah ini juga semakin besar. Intinya, nanti akan berpengaruh positif bagi ekonomi daerah sehingga kesejahteraan masyarakat naik,” tutup Menteri asal Banyuwangi tersebut. (*)
Advertisement