Labuan Bajo Infrastrukturnya Wis Puenak... Jangan Ragu Mbonek Kesini ya
Fasilitas di kawasan wisata Labuan Bajo terus diperbaiki. Sekarang wis puenak tenan. Jalan mulus, halus, seperti pipi perawan dan kawasan juga tertata bagus.
Pembangunan infrastruktur oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tiga tahun terakhir (2016-2018) membuat Labuan Bajo lebih mudah dijangkau dengan jaminan air bersih, drainase, dll, yang sangat oke.
Memang, pembangunan dilakukan secara bertahap selama tiga tahun (2016-2018).
Dengan anggaran Rp 81,9 miliar, pembangunan dan perbaikan fokus ke fasilitas air bersih, sanitasi, drainase, dan penataan kawasan.
Selain itu, akses jalan di Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN) ini juga ditingkatkan. Terutama akses jalan lingkar utara Pulau Flores. Juga pengamanan Pantai Labuan Bajo.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, berharap semakin baiknya fasilitas di Labuan Bajo bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan.
“Labuan Bajo yang ada di Pulau Flores ini, merupakan gerbang bagi wisatawan yang ingin meneruskan wisatanya ke Pulau Komodo atau Rinca, untuk melihat habitat asli komodo,” jelas Menteri Basuki.
Pengembangan Labuan Bajo difokuskan pada tiga daerah penyangga. Yakni di Kampung Ujung, Kampung Tengah, Kampung Air, dan Kampung Cempa. Tujuannya, agar wisatawan semakin lama tinggal di Labuan Bajo.
Infrastruktur yang dibangun berupa pekerjaan saluran, pekerjaan U-Ditch jalan lingkungan, pekerjaan rigid pavement jalan lingkungan, pekerjaan jembatan 44 meter, pembuatan dermaga apung sebanyak 2 unit, serta ruang terbuka 1.560 m2 dengan anggaran Rp 43,9 miliar.
Untuk memenuhi kebutuhan air, dibangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Strategis dengan anggaran Rp 6,2 miliar. Berupa pemasangan pipa transmisi HDPE 200 mm sepanjang 1.782 m, reservoir 200 m3, jaringan pipa distribusi 3.636 m, pembangunan reservoir kapasitas 50 m3 di Pulau Rica-Rica, serta pembangunan reservoir dengan kapasitas 50 m3 di Pulau Komodo.
"Sanitasi juga dibenahi. Yaitu dengan dibangunnya instalasi pengolahan air limbah. Instalasi ini bisa digunakan oleh 532 sambungan rumah di Kampung Air dan Kampung Tengah. Anggarannya tahun 2017 sebesar Rp 10,8 miliar," ungkap Basuki.
Di Kampung Tengah dan Kampung Air juga dilakukan kegiatan penataan dan suvervisi Kawasan Wisata Komodo. Yaitu dengan pembangunan gerbang, sculpture komodo, bangunan ticketing, shalter pengunjung, toilet pengunjung, dan signage. Semua ini telah selesai dikerjakan tahun 2017. Dengan total anggaran Rp 3,4 miliar.
"Untuk pengaman pantai, memiliki panjang satu kilometer terdiri dari 650 meter di Kampung Tengah dan 350 meter di Kampung Ujung," tambahnya.
Sementara, untuk meningkatkan konektivitas, pada tahun 2017 telah dilakukan pembangunan jalan Labuan Bajo-Boleng-Terang-Kendidi. Panjangnya mencapai 24,50 kilometer. Juga pembangunan jalan akses menuju Bandara Komodo sejauh 8,20 km.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pihaknya semakin konkret mendorong Pulau Komodo dan Labuan Bajo sebagai destinasi prioritas.
Tujuannya bukan sekadar mengangkat NTT sebagai next tourism territory berbasis bahari. Tetapi juga menjanjikan budaya lokal di kawasan itu semakin hidup dengan industri kreatif.
"Sebab, 60 persen wisatawan itu ke Indonesia untuk merasakan sensasi budayanya. Sedang keindahan alamnya 35 persen dan sisanya lima persen buatan,” ujar Arief Yahya.
Untuk itu, dia melanjutkan, bila ingin industri pariwisata terus berkelanjutan maka dorong pengembangan budaya. NTT sudah memiliki Festival Komodo yang sangat unik dan menarik.
"Pemda setempat harus terus tingkatkan infrastrukturnya. Agar semakin layak menjadi destinasi kelas dunia," kata Arief Yahya. (*)