Labuan Bajo Dipakai Pertemuan IMF-WB, Menko Maritim pun Perlu Ngecek Langsung
Pertemuan tahunan (Annual Mettings) IMF-World Bank di Bali, Oktober 2018, akan menjadi peristiwa bersejarah. Khususnya bagi industri pariwisata di Indonesia. Persiapan destinasi unggulan pun terus dipantau.
Peninjauan destinasi unggulan dilakukan Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut mengunjungi Labuan Bajo.
Tujuannya untuk meninjau kesiapan infrastruktur di sana. Awal Maret lalu, Luhut juga mengunjungi Mandalika dan Banyuwangi.
“Saya mau lihat persiapan buat turisnya. Karena sudah kita rapatkan di Jakarta, sekarang kita mau lihat apa yang harus kita perbaiki di sini. Kemarin kami sudah ke Mandalika dan di Banyuwangi,” ujar Menko Luhut saat melakukan peninjauan di Bandara Komodo.
Dalam kesempatan itu, Menko Luhut meninjau kawasan wisata Puncak Waringin. Serta proses revitalisasi kawasan wisata kuliner Kampung Ujung. Kawasan ini masuk dalam pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo.
Di Kampung Ujung, Menko Luhut meminta Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch. Dula, untuk lebih tegas dalam mendisiplinkan warganya. Terutama dalam menjaga kebersihan.
“Pak Bupati, ada baiknya juga untuk menerapkan sanksi bagi mereka yang tidak bisa menjaga kebersihan lingkungan,” ujar Menko Luhut ketika melihat sampah rumah tangga di pantai di wilayah itu.
Masalah sampah menjadi salah satu fokus Luhut. Menurutya, masalah di Labuan Bajo ini harus segera dibenahi. Luhut juga sempat menanyakan beberapa hal yang menyangkut revitalisasi ini. Seperti, apakah Pemda sudah pikirkan masalah toilet dan sarana kebersihan, rencana pembangunan terintegrasi di sekitar wilayah itu, dll.
Menurutnya, persoalan kebersihan sampah dan toilet di daerah wisata menjadi faktor yang penting untuk dibenahi agar destinasi wisata ini berkualitas dan menarik dikunjungi.
“Saya berharap, kita bisa mempersiapkan ini semua sehingga infrastrukturnya baik, hotel, listrik cukup, dan kebersihannya terjaga," ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga menyebut, Labuan Bajo menjadi salah satu lokasi yang dijual untuk para delegasi yang mencapai 18.000 orang. Paket-paket sudah disiapkan Komodo dengan 7 paket overland Komodo dan Flores.
Nantinya, Nusa Tenggara Timur (NTT) selain menjual wisata bahari, juga harus menampilkan budaya lokal. Karenanya, Arief mendorong daerah itu harus punya budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat lokal.
“Target tahun 2019 kunjungan wisman ke Flores dengan ikon Komodo, Labuan Bajo, adalah 500 ribu, maka kapasitas kamar dan segala fasilitasnya pun harus sebanding. Tentu saat ini, daya tampung kamar hotel dan resort jauh dari cukup. Masalah sampah juga harus dituntaskan, dan ini masalah bersama,” ucap Menpar Arief. (*)