Labirin 25: Kisah-Kisah Misteri yang Menyisakan Rahasia
oleh Windy Effendy
Program baca cerpen Perlima yang ditayangkan setiap Senin pukul 20.00 WIB masih berlangsung. Dalam rangkaian pembacaan antologi cerpen misteri buku terbitan Padmedia Publisher yang berjudul Labirin 25, satu demi satu penulis membacakan ceritanya. Tinggal sedikit lagi, maka akan segera berganti dengan rangkaian baca cerpen lainnya.
Mengapa Harus Misteri?
Itu pertanyaan yang sering muncul dari para penyimak live streaming baca cerpen Perlima di YouTube atau Facebook Closed Group Perempuan Penulis Padma. Jawabannya, karena memang antologi ini merupakan hasil karya dari para peserta Kelas Menulis Cerpen Padmedia Batch #2 yang tema tugas akhirnya adalah cerita misteri.
Antologi Cerpen Misteri Labirin 25 ini sudah terjual habis dari cetakan pertama sebanyak 1000 buku, serta masih menyisakan permintaan-permintaan untuk mencetak ulang. Pertanda bahwa kisah-kisah seperti ini masih banyak diminati oleh para pembaca di Indonesia. Bisa jadi pemilihan judul dan promo-promo yang dilakukan saat itu sangat mengikat hati calon pembaca dan membuat mereka tertarik untuk memilikinya. Lepas dari ekspektasi para pembaca tentang apa yang akan ditemui dalam buku ini, kebanyakan dari mereka memuji dan mengatakan buku ini sangat menarik.
Ide Cerita dan Sepotong Kisah di Baliknya
Pertanyaan lain yang sering muncul untuk para penulis yang membacakan kisahnya adalah dari mana idenya, bagaimana bisa muncul kisah seperti ini, dan apa yang membuat penulis menuliskan cerita pendeknya sedemikian rupa. Jawabannya pastilah beragam. Setiap orang—para penulis Labirin 25, dalam hal ini tentunya—pasti memiliki serentetan pengalaman pribadi yang melatari penulisan kisah-kisah di dalam buku itu.
Sebuah ide tidak muncul pukul sepuluh pagi setiap hari, tentu saja. Perlu digali, ditelusuri, dan tentu saja harus diwujudkan menjadi satu tulisan utuh, yang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Latar belakang setiap penulis, sengaja atau tidak, akan membuat kisah yang ada menjadi begitu beragam, kaya, dan menarik untuk dibaca.
Kisah misteri tidak melulu soal hantu-hantuan atau soal berdarah-darah. Banyak hal sederhana yang masih menyimpan rahasia dan misteri yang harus dipecahkan, seperti kisah kotak musik milik Sarah Safira atau yang berhubungan dengan klenik di Lubang Hitam yang ditulis Yulia Djajadi.
Proses Menulis yang Tidak Sederhana
Menulis kisah misteri, bagi sebagian orang dianggap tidak menyenangkan karena tidak memberikan rasa bahagia setelah membacanya. Namun, bagi sebagian orang akan lebih menarik karena harus ikut tegang dan menebak-nebak apa yang akan terjadi pada tokoh dan bagaimana akhirnya.
Sementara, bagi penulis—saya, pada khususnya—menulis kisah misteri adalah satu pelajaran membuat cerita pendek yang sangat tidak sederhana. Cerita misteri membutuhkan konflik yang tajam, karakter yang kuat, serta penyelesaian yang dramatis. Kisah yang sederhana, harus diraut sedemikian rupa hingga memiliki jurang dan gunung konflik yang berkelindan satu sama lain dengan rumit.
Kemudian, logika harus tetap berperan dalam semua aspek cerita. Kisah berhantu-hantu, tetap memiliki unsur logika yang kuat dalam suatu adegan yang tiba-tiba harus muncul tokoh hantu, misalnya. Apalagi ketika bicara soal pembunuhan yang akan banyak menjelajahi ranah sains dan keilmuan lain yang berhubungan. Masuk akalkah alasan dia dibunuh? Sepenting itukah sampai tokoh harus mati? Sedetil apa proses pembunuhannya? Apa senjata yang digunakan untuk membunuhnya sudah cukup mematikan? Bagaimana dengan setting adegan dan waktunya? Apakah akan melibatkan saksi mata? Atau hanya tokoh dan Tuhan yang tahu?
Riset Demi Tak Tersesat
Semakin diusut, semakin kusut, dan semakin akan terjerat dalam riuh yang acak adut bila tidak dituliskan dengan benar. Di sinilah akan semakin penting untuk penulis melakukan riset.
Riset yang benar akan membuat semua detail akan tampak nyata, terasa utuh, dan tidak memiliki lubang-lubang yang menyisakan tanda tanya. Alasan-alasan, latar belakang tokoh, kejadian demi kejadian yang disusun dalam adegan, adalah hal-hal yang harus dipercaya oleh pembaca. Menulis cerpen misteri membuat banyak pekerjaan rumah untuk penulis, sehingga prosesnya tidak akan sebentar, demi membuat karya yang luar biasa.
Jangan sampai para penulis tersesat sendiri dalam kekusutan ceritanya, dan juga jangan sampai para penulis menyesatkan pembaca dalam ketidakakuratan detail dalam kisahnya. Sehingga, menulis kisah misteri ini haruslah menjadi sebuah pembelajaran utuh untuk mereka yang terlibat di dalamnya. Labirin 25 telah membuktikannya. Pembantaian yang dilakukan dalam kelas menulis, adalah demi mencari semua cacat logika yang ada, dan menelurusi segala pertanyaan yang belum terjawab.
*Windy Effendy adalah penulis cerita pendek berjudul "Opera Tengah Malam" di Antologi Cerpen Misteri Labirin 25, terbitan Padmedia Publisher.
Advertisement