La Nyalla Perjuangkan Aspirasi 13 Cabor Yang Tercoret dari PON
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, La Nyalla Mahmud Mattalitti melakukan kunjungan kerja di Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur. Kehadirannya tak lain untuk mendengar curhat dari KONI Jatim dan 13 cabang olahraga yang tercoret dari daftar cabor yang dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional Indonesia.
Cabor yang dicoret itu adalah bowling, korfball, arung jeram, balap sepeda, tenis meja, bridge, ski air, petanque, dansa, woodball, golf, gateball, dan soft tennis.
Staf khusus Ketua DPD, Sefdin Syaifudin Alamsyah mengatakan, Ketua DPD RI dari Daerah Pemilihan Jatim itu berkomitmen untuk menyuarakan aspirasi KONI Jatim dan 13 cabor yang terasionalisasi.
"Pak La Nyalla hari ini ingin menyerap aspirasi dari KONI Jatim dan stakeholder olahraga di Jatim untuk dibawa ke pusat," kata Sefdin usai pertemuan.
Pria yang akrab disapa Sefdin itu mengatakan, DPD akan mengunakan kewenangan kelembagaan untuk berkomunikasi dengan Menteri Pemuda Olahraga, KONI pusat dan PB PON. Rencananya pertemuan akan dilakukan pada awal tahun 2020.
Ada dua skema yang bisa digunakan untuk menyelamatkan 13 cabor agar dapat dipertandingkan, yakni dengan tetap memaksakan 50 cabor tetap ada di Papua dengan menyediakan sarana dan prasarana di sisa waktu. Sedangkan skema kedua adalah dengan memperbolehkan 13 cabor dipertandingkan di luar Papua. Dengan catatan sebelumnya sudah dilakukan revisi Peraturan Pemerintah (PP) nomor 17 tahun 2007.
"Kalau skema ini, PP 17 tahun 2007 harus diperbarui dulu. Karena PP saat ini masih menunjuk satu provinsi, sedangkan yang diajukan untuk diubah adalah memperbolehkan dua daerah seperti yang akan dilaksanakan di Aceh dan Medan tahun 2024. Sekarang ini revisi PP itu masih di ada Mensesneg. Kalau PP bisa dipercepat, maka 13 (cabor) itu tertolong," jelasnya.
Sementara itu, Ketua KONI Jatim, Erlangga Satriagung mengatakan, aspirasi ini sudah seharusnya diperjuangkan oleh Ketua DPD RI agar bisa terwujud. Sebab, keputusan untuk mencoret 13 cabor sudah mencederai pembinaan yang dilakukan bertahun-tahun.
"Kalau ini tidak segera direvisi akan merusak pembinaan karena uang Puslatda sudah tidak keluar. Nah setelah PON 2020 juga tidak bisa langsung kembali masuk Puslatda, karena biasanya penetapan cabor itu dilakukan 1,5 tahun jelang PON. Artinya ada disorientasi pembinaan selama 3,5 tahun," katanya.
Tak hanya itu, beberapa cabor yang dicoret adalah cabor olimpik. Seharusnya, itu tidak boleh dicoret karena itu pertarungan martabat negara. Dengan penghapusan ini, maka pembinaan atlet daerah terhambat, sehingga tidak ada regenerasi atlet nasional.
Sementara itu, Ketua Pengurus Persatuan Bowling Indonesia (PBI) Provinsi Jatim, Andi Mattalitti mengatakan, pencoretan ini betul-betul berdampak buruk bagi pembinaan atlet. Apalagi, bowling berhasil memberi bukti bisa meraih prestasi terbaik di ajang internasional. Seperti diketahui, di ajang SEA Games 2019 cabor bowling sukses membawa pulang 4 medali emas.
"Saya menyayangkan bowling tak dilombakan. Karena bowling mampu cetak atlet-atlet presrasi kelas internasional. Mohon bantuan Pak Nyalla (Ketua DPD RI) membantu menyuarakan keresahan kami. Khususnya bowling Jatim, kami punya atlet internasional," kata Andi. Karena itu, ia berharap agar Ketua DPD RI betul-betul dapat memperjuangkan aspirasi ini agar dapat menyelamatkan pembinaan.