La Nina, Lima Wilayah di Jawa Timur Kebanjiran
La Nina yang melanda Indonesia menyebabkan curah hujan lebih tinggi dari normalnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mencatat terdapat tujuh kota/kabupaten yang mengalami banjir akibat curah hujan yang tinggi.
Satriyo Nur Seno Kasi Kedaruratan BPBD Jawa Timur menyebutkan banjir terjadi di lima kabupaten, di antaranya Kabupaten Pasuruan, Mojokerto, Jombang, Madiun, dan Trenggalek.
Banjir di wilayah tersebut telah surut, kecuali Kabupaten Pasuruan karena pengaruh pasang air laut. Akibatnya, sebagian warga di Pasuruan yang terdampak terpaksa mengungsi.
Sedangkan, untuk bencana tanah longsor terjadi di Kabupaten Lumajang, dan angin kencang di Kabupaten Ponorogo. Satriyo mengungkapkan, petugas BPBD setempat bersama sejumlah instansi lain sudah melakukan pembersihan di area longsor. “Angin kencang di Ponorogo, hanya kerusakan ringan pada atap-atap dan pohon tumbang. Nihil korban jiwa dan kerugian materil dari semua peristiwa itu,” kata Satriyo, dikutip dari Suara Surabaya, Senin 2 November 2020.
Satriyo mengungkapkan, banjir, tanah longsor, dan angin merupakan dampak dari hujan lebat yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. BPBD telah mengalokasikan logistik dan peralatan ke masing-masing daerah untuk mengantisipasi bencana di Jatim.
“Khususnya hidrometeorologi, sebagian sudah kami bagikan ke kabupaten/kota. Nanti kalau daerah masih membutuhkan lagi, kami akan support lagi dari stoknya BPBD Jatim,” ujarnya.
Satriyo mengimbau, sebab La Nina masih berada di Indonesia. Selain itu, masyarakat juga diminta tetap menjaga kesehatan mengingat bencana hidrometeorologi terjadi di tengah pandemi.
“Juga waspadai bencana turunan ada penyakit-penyakit lain misal gatal-gatal, dan penyakit lainnya. Masyarakat harus waspada dan antisipasi sendiri. Karena 40 persen penyelamatan ada di masyarakat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Dwikorita Karnawati Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan ada sejumlah daerah yang berpotensi mengalami banjir dari November 2020 hingga Januari 2021 akibat meningkatnya curah hujan yang dipicu puncak iklim global La Nina. (Sua)