La Liga Usulkan Laga El Clasico di Barcelona Dialihkan ke Madrid
Kerusuhan menyusul pengumuman putusan hukuman bagi sembilan tokoh separatis Katalunya membawa dampak negatif pada Barcelona. Pasalnya, operator kompetisi di Spanyol, La Liga. Mengusulkan pada federasi sepak bola Spanyol (RFEF) agar laga El Clasico antara Barcelona lawan Real Madrid pada 26 Oktober 2019 di Camp Nou dipindahkan.
La Liga memandang perlu untuk mengalihkan lokasi pertandingan yang mempertemukan dua tim raksasa Spanyol ini karena meningkatnya aksi kerusuhan di sebagian besar Kota Barcelona.
Seperti diketahui, pada Senin 14 Oktober 2019 lalu, sembilan pemimpin separatis Katalunya diputuskan bersalah oleh pengadilan Spanyol. Hukuman bagi para pimpinan separatis itu beragam, ada yang dihukum selama 9 tahun sampai 13 tahun penjara karena berperan dalam menggelar referendum ilegal, serta upaya untuk memisahkan diri dari Spanyol.
Penangkapan para pemimpin tersebut telah memicu aksi protes dan bentrokan di seluruh wilayah Barcelona. La Liga khawatir ada potensi aksi-aksi yang tak diinginkan di pertandingan itu, terutama menyangkut keselamatan para pemain dan semua yang terlibat dalam pertandingan sarat emosi tersebut.
"Kami telah meminta komite kompetisi RFEF untuk bertemu dan mengubah lokasi El Clasico ke Madrid karena keadaan luar biasa di luar kendali kami," kata juru bicara La Liga yang dikutip dari Marca.
RFEF tidak segera memberikan komentar terkait permintaan tersebut. Maklum, isu seputar kerusuhan di Barcelona sangat sensitif dan bisa memicu masalah lebih besar.
Pengumuman masa hukuman penjara para pemimpin separatis itu memicu protes massa di seluruh wilayah Katalunya, dengan pecahnya kekacauan di bandara El Prat Barcelona yang berujung terhadap pembatalan puluhan jadwal penerbangan serta bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa.
Media lokal melaporkan bahwa telah terjadi 51 penangkapan sedangkan 125 orang dirawat karena mengalami luka-luka.
Pada Senin lalu, melalui akun resminya merilis sebuah pernyataan resmi, "Penjara bukan solusi" sebagai protes mereka terhadap penahanan para pemimpin tersebut.
Sementara pelatih Manchester City, Pep Guardiola juga menentang hukuman penjara itu dalam sebuah video yang dirilis di media sosial oleh kelompok Tsunami Demokratic.
Aksi protes berlanjut sepanjang Rabu, dengan jaringan kereta cepat di negara itu mengalami banyak penundaan, sedangkan jalan raya di seluruh Katalunya dan banyak jalan utama Barcelona tetap ditutup.