L Soepomo, Saksi Peristiwa 'Kudatuli' Meninggal Dunia
Tokoh PDIP Jawa Timur, L Soepomo Sintuk Warsito, SH, menghadap ke Rahmatullah, pada Subuh, Kamis, 27 Desember 2018.
Soepomo, dikenal akrab dengan kader muda dan generasi muda dalam kepeduliannya terhadap bangsa dan negara, dilahirkan di Magelang, 21-Januari-1944. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
Suami dari Gagung Lulut IR.Mustiheningsih, SH ini, bukan hanya bergelut di dunia politik. Ia pun dikenal sangat peduli terhadap perkembangan dunia pendidikan dan kebudayaan. Ia meninggal dunia genap berusia 74 tahun.
"Mohon doanya, semoga almarhum husnul khatimah," kata Dindy Indijati, yang mengenal almarhum dengan akrab. "Pada tanggal 18 Desember lalu, saya masih kontak-kotak dengan beliau. Bahkan, beliau cerita soal kunjungan Puti Guntur Soekarno ke rumahnya".
Kini, jenazah disemayamkan di rumah duka, di Rungkut Harapan G-33, Surabaya.
Soepomo selalu mengingatkan, anak-anak muda, khususnya kader tidak berhenti menegakkan kebenaran dan keadilan demokrasi. Soepomo berwasiat dan meminta tidak ada pihak-pihak yang memiliki kepentingan untuk memperkaya diri dengan cara salah, termasuk menindas masyarakat atau "wong cilik".
L Soepomo, bukan hanya dikenal sebagai politisi. Di Balai Pemuda Surabaya, misalnya, kalangan seniman dan penggerak kesenian akrab dengannya.
"Beliau ikut andil besar membebaskan kompleks Balai Pemuda dari pameran pasar mebel, dan kelontong, untuk digunakan kegiatan Kesenian. Zaman Wali Kota Surabaya Bambang DH dan Wakil Wali Kota Arif Afandi. Ketika kami diajak dengan beberapa seniman ketemu berdialog dengan Wali Kota. Meminta Kompleks Balai Pemuda dikembalikan sebagai pusat kesenian dan kepemudaan," kata Solichin Jabbar pada ngopibareng.id, mengingatkan.
Sebagai sesepuh PDIP asal Jawa Timur L. Soepomo kerap mengajak kader dan generasi muda partai itu mengambil sisi positif peristiwa 27 Juli 1996. Ia memang saksi sejarah peristiwa yang menyebabkan korban puluhan jiwa kader bangsa di masa represif rezim Soeharto.
"Kita ambil hikmah dari 27 Juli apa yang positif, dan kita tinggalkan yang negatif," pesan L Soepomo.
Soepomo selalu mengingatkan, anak-anak muda, khususnya kader tidak berhenti menegakkan kebenaran dan keadilan demokrasi. Soepomo berwasiat dan meminta tidak ada pihak-pihak yang memiliki kepentingan untuk memperkaya diri dengan cara salah, termasuk menindas masyarakat atau "wong cilik".
Soepomo pernah mengingatkan dan menyoroti maraknya kepala daerah dan wakil rakyat yang terjerat korupsi sehingga mengajak kader PDI Perjuangan agar tidak sampai tersangkut kasus korupsi.
"Kita semua harus prihatin dengan maraknya korupsi, dan ini harus jadi perhatian semua agar tidak terlibat".
Pesan-pesan tersebut, merupakan wasiat terakhir ketika Soepomo menghadiri refleksi 27 Juli 2018, di Posko Pandegiling Surabaya. Pada kesempatan itu, Ia menyampaikan harapannya tentang pentingnya merefleksikan nilai-nilai perjuangan menegakkan Pancasila, UUD 1945, serta nilai-nilai demokrasi yang telah digali para pendiri bangsa.
Tokoh kelahiran Magelang, 21-Januari-1944, pernah mengemban amanah sebagai Sekretaris Kopertis Wil VII dan beberapa kali menjadi anggota DPRD Provinsi Jatim dan DPR RI dari Fraksi PDIP.
Tinggal di Rungkut Harapan Utara No. 18 G.33 RT. 07/02 Surabaya. Soepomo mengenyam pendidikan di SR, Magelang, 1956, dilanjutkan SPG 6 di Magelang 1962 dan Akademi Wartawan Surabaya 1966.
Ia pun pernah menuntut ilmu di UNPRES SMA di Surabaya 1995, FIA Universitas Terbuka 1998 dan FH Universitas Narotama, 2000, serta FE Universitas Kartini Surabaya 2003. (adi)