Kiai Kampung Nonstruktural NU Dukung Paslon Bupati Kediri
Keluarga besar Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Falah Ploso Mojo telah memberikan kepada pasangan calon Bupati Kediri 2020, Hanindhito Himawan Pramono dan Dewi Maria Ulfa, beberapa waktu lalu. Kini, giliran kiai kampung nonstruktural NU se-Kabupaten Kediri juga turut memberikan dukungan. Mereka juga siap memenangkan paslon yang akrab disapa Dhito-Dewi itu.
Deklarasi dukungan kiai kampung ini dilaksanakan di Ponpes Salafiyah Desa Kepuh Rejo, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, pada Kamis 5 November 2020 malam. Sebelum deklarasi dukungan diberikan, dalam acara bertema "Silahturahmi dan Sarasehan Tokoh Agama Bersama Mas Dito", dibuka dengan sesi tanya jawab dan penyampaian visi misi paslon.
Acara ini diikuti oleh sekitar 26 orang kiai kampung nonstruktural NU perwakilan dari masing-masing wilayah Kecamatan. Usai sesi tanya jawab dan penyampaian visi misi, para kiai kampung ini spontanitas menyatakan sikap dukunganya.
"Kami kiai kampung se-Kabupaten Kediri siap mendukung dan memenangkan Mas Dito-Mbak Dewi," ujar para kiai kompak.
Deklarasi ini dipimpin oleh oleh KH M Iffatul Lathoif atau yang akrab disapa Gus Thoif.
Dalam keteranganya, Gus Thoif mengatakan, salah satu alasan para kiai mendukung paslon Dito-Dewi karena program yang diusung sangat menyentuh dan memperhatikan nasib para kiai.
Gus Thoif dan para kiai akan mengawal program yang diusung tersebut hingga nantinya terealisasi. "Alhamdulillah sambutan para kiai sangat baik, dan beliau ini sangat mendukung dan berupaya memenangkan paslon Mas Dito-Mbak Dewi. program yang sangat baik ini betul-betul direalisasikan, pungkas Gus Tholif.
Sementara itu, Dhito yang merupakan calon tunggal menjelaskan, dirinya bersama Dewi telah mempersiapkan tiga program unggulan untuk ponpes jika diberikan amanah untuk memimpin Kabupaten Kediri.
Tiga program yang dimaksud adalah Santripreneurship di mana para santri yang ada di pondok akan diajarkan cara berwirausaha. Teknisnya, lanjut Dito, pihaknya akan menggandeng pihak ketiga bank atau kementerian terkait.
"Program kedua yakni memberikan perhatian terhadap intensif guru dan ustadz-ustadzah TPQ. Kesejahteraan mereka harus diperhatikan mengingat mereka selama ini memiliki peran penting mengedukasi para muridnya mengajarkan tentang moralitas keagamaan," demikian janji pemuda berusia 28 tahun ini.
Program ketiga yakni pemberian bantuan operasional kepada sejumlah ponpes, nilainya Rp100-200 juta per tahun. Pemberian bantuan akan diberikan secara bergilir dari ponpes satu ke ponpes lain.
"Karena itu ada aturan Permendagrinya, yang menyatakan tidak boleh mendapatkan program bantuan secara terus menerus. Jadi itu tadi 3 program utamanya," kata Dhito.
Advertisement