Adhyaksa Dault: Menpora Lebay
Jakarta: Karena ketuanya dianggap aktivis HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), Gerakan Pramuka dicekal oleh Menpora Imam Nahwari dengan cara membekukan sementara anggaran yang besarnya Rp10 miliar. Adhyaksa Dault dianggap bersalah karena beberapa tahun lalu pernah membuat pernyataan yang mengindikasikan dia mendukung HTI beberapa tahun lalu.
"Tentang statement Pak Adhyaksa yang saya dengar, saya lihat itu mendukung khilafah, mendukung HTI. Meskipun waktunya itu beberapa waktu yang lalu tapi ini kan tidak mungkin kemudian kita berikan fasilitas begitu saja sebelum ada klarifikasi lebih lanjut," ujar Imam di Istana Kepresidenan, Senin, (24/7).
Imam memastikan pembekuan sementara itu dilakukan untuk menyelamatkan Gerakan Pramuka dari ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
"Yang pasti kita ingin menyelamatkan Pramuka secara kelembagaan," kata Imam.
Selanjutnya, Imam berharap Adhyaksa dapat segera memberikan klarifikasi terkait tuduhan mendukung HTI. Ini agar tidak menganggu pelaksanaan Raimuna Nasional XI 2017 di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta Timur pada 13-21 Agustus nanti.
Lebih lanjut, Imam enggan memberikan pernyataan terkait perlu tidaknya pencopotan Adhyaksa Dault dari kursi Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka. Dia mengatakan hal itu merupakan kewenangan Kwartir Daerah (Kwarda) dan Kwartir Cabang (Kwarcab).
"Masing-masing Kwarda dan Kwarcab itu berhak mengusulkan (penggantian Ketua Kwarnas)," tutur Imam.
Adhyaksa Dault sempat hadir dan memberikan pernyataan dalam Kongres Khilafah Internasional HTI pada 2013 lalu.
Kebijakan itu pun mendapat reaksi keras dari Adhyaksa. Dia menilai langkah Menpora lebay atau terlalu berlebihan. Sebab, ihwal kedatangannya di acara HTI pada 2013 lalu sudah diklarifikasi secara jelas dan terbuka.
Bahkan, mantan Menpora di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini telah mengklarifikasi langsung kepada Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan, Wapres Jusuf Kalla, hingga Presiden Jokowi.
“Ke Wapres, ke BIN, bahkan ke Presiden sudah, terus mau gimana lagi?” ujar Adhyaksa saat dihubungi Liputan6.com, Senin (24/7).
Namun demikian, Adhyaksa Dault menilai bila dirinya diharuskan untuk memberikan klarifikasi langsung kepada Menpora Imam Nahrawi, dia mengaku siap untuk datang.
“Mungkin karena saya dianggap tidak sopan. Dan beliau (Imam Nahrawi) kan orang besar, pejabat tinggi, saya akan ikuti apa yang beliau inginkan. Demi Pramuka, saya siap untuk ikuti,” kata dia.
Adhyaksa pun menganggap persoalan dirinya mendatangi acara HTI tersebut sudah selesai. Dia mengaku telah memberi penjelasan resmi ke masyarakat, termasuk tudingan kalau dirinya anti-Pancasila. (kuy)