Kutukan 100 Tahun Benfica Itu Bernama Bela Guttman
Cerita tentang sebuah kutukan kerap dianggap hanya sebagai mitos. Namun, hal itu tak berlaku bagi Benfica. Bagi tim raksasa Portugal itu, kutukan tersebut nyata adanya. Setidaknya, hal itulah yang membuat mereka selalu gagal mengangkat trofi juara meski berulang kali melangkah ke final di panggung Eropa.
Kutukan itu bernama Bela Guttman. Ya, mantan pelatih Benfica itu pernah berujar mantan klub yang ia bawa dua kali juara European Champions Clubs' Cup (sekarang Liga Champions) itu tak akan menjadi juara dalam 100 tahun sejak ia meninggalkan klub tersebut di tahun 1962.
Kisah nyata itu berawal dari tahun 1960, setelah menangani sejumlah klub top Eropa seperti AC Milan di Italia, Sao Paulo di Brasil, dan FC Porto di Portugal, Guttman diplot menjadi pelatih Benfica.
Kedatangan juru taktik itu membawa perubahan besar dengan mendepak sejumlah pemain senior dan menggantinya dengan pemain-pemain baru binaan klub itu sendiri, termasuk Eusebio. Dengan penggawa anyar yang lebih segar, Guttman menghadirkan prestasi gemilang secara instan.
Tak tanggung-tanggung, Benfica dibawanya menjadi juara kompetisi paling elit di Benua Biru, European Champions Clubs' Cup (Liga Champions) secara beruntun. Dua tim raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid menjadi tumbal keganasan mereka.
Pada final 31 Mei 1961 di Bern, Swiss, Benfica menaklukkan Barcelona 3-2. Setahun berselang, giliran Real Madrid yang dibabat 5-2 di final 2 Mei 1962 di Amsterdam, Belanda.
Berbekal kesuksesan tersebut, Guttman pun mengutarakan keinginannya pada pihak klub agar mendapat kenaikan gaji. Sayang, harapan Guttman pupus karena permintaannya tak dikabulkan oleh petinggi klub tersebut.
Dengan rasa kecewa, sakit hati dan amarah, Guttman meninggalkan klub itu. Tak cukup, ia juga melontarkan umpatan yang akan selalu diingat oleh pendukung Benfica sampai sekarang.
"Takkan pernah bisa dalam 100 tahun dari sekarang Benfica menjadi juara Eropa," ucap Guttman bersumpah serapah seperti dikutip dari panditfootball.
Terlepas itu hanya sebagai umpatan kekesalan, nyatanya Benfica tak pernah lagi mengecap manisnya gelar juara di pentas Eropa. Kegagalan demi kegagalan mereka rasakan meski delapan kali mencapai final.
Kegagalan pertama menghampiri mereka hanya setahun setelah kemenangan atas Madrid. Tim yang dibela Eusebio itu gagal juara setelah ditundukkan AC Milan 2-1 di final Liga Champions tahun 1963. Terbaru, mereka harus menyerah dari Sevilla di final Liga Europa di musim 2014-2015 lewat drama adu penalti (4-2) setelah bermain 0-0 hingga extra time 2x15 menit usai.
Wajar jika kemudian pendukung Benfica mempercayai kutukan tersebut berlaku bagi klubnya. Bahkan Sebelum final European Cup 1990 melawan Milan di Vienna, kota tempat Guttmann meninggal dan dikebumikan pada 28 Agustus 1981 di usia 82, legenda terbesar klub tersebut, Eusebio bahkan berdoa di makamnya dan meminta agar kutukan itu dicabut. Namun, faktanya kutukan itu masih berlanjut hingga sekarang.