Terinspirasi Ki Hajar Dewantara, Eri Ingin Buat Sekolah Birokrat
Bakal pasangan calon walikota dan wakil walikota Eri Cahyadi-Armuji mengikuti sekolah partai untuk para calon kepala daerah yang digelar DPP PDI Perjuangan, Minggu 13 September 2020 hingga Selasa 15 September 2020 secara daring.
Eri Cahyadi dan Armuji mengikuti sekolah partai calon kepala daerah dari kediamannya masing-masing. Eri, yang tinggal di kawasan Ketintang Surabaya, memulai dengan berolahraga bulu tangkis ringan di depan rumah bersama anaknya.
Lalu disusul dengan sarapan sate kelapa khas Surabaya. Setelah membersihkan diri, Eri sudah bersiap di depan laptop pada pukul 08.00 WIB.
Eri memulai sekolah partai dengan mengikuti pre-test dengan menjawab berbagai pertanyaan terkait Pancasila dan kerja-kerja kerakyatan.
"Saya sangat antusias. Saya sangat senang DPP PDI Perjuangan menggelar sekolah partai sebagai panduan untuk menyiapkan kepala daerah yang kompeten, punya kapasitas teknokratik, adaptif terhadap perubahan zaman, dan tetap berjiwa kerakyatan dengan kekukuhan dalam menjalankan ideologi Pancasila,” ujar Eri.
Eri memaparkan, dalam sekolah partai, disajikan berbagai best practices kebijakan prorakyat dan tata kelola pemerintahan modern berbasis digital yang bisa menjadi inspirasi untuk diterapkan dalam pembangunan saat sang calon kepala daerah terpilih dalam Pilkada. Sehingga terjadi saling berbagi inovasi dan pengetahuan yang produktif dan dinamis.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya yang dikenal sebagai birokrat berprestasi itu menyebut sekolah partai PDIP adalah bagian dari knowledge management (manajemen pengetahuan) khas institusi-institusi modern.
Sekolah partai, kata Eri, adalah proses sistematis untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat, yang kemudian ditransmisikan ke seluruh calon kepala daerah, sehingga bisa mendorong kemajuan daerah.
”Dalam kearifan lokal kita, ada konsep laku telu yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Bagaimana menjadi role model atau tulodo, menumbuhkan kreativitas dan inovasi atau mangun karso, dan menciptakan calon-calon inovator baru, leaders create leaders, tut wuri handayani. Luar biasa sekolah partai ini,” kata Eri.
”Proses dialektika ini adalah semangat outward looking. Kita menjadi yakin bahwa Surabaya akan tambah ngebut maju dan sejahteranya dengan proses belajar dan pembudayaan inovasi yang tiada henti,” katanya.
Terinspirasi dari sekolah partai ini, ke depan, Eri ingin menginisiasi program sekolah serupa namun untuk kalangan birokrat. Misalnya di tingkat puskesmas, ada sekolah kepala puskesmas, yang bisa melibatkan praktisi kesehatan internasional.
"Dari sana kemudian ada pembudayaan inovasi. Puskesmas berlomba dalam inovasi. Ujungnya adalah peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi rakyat Surabaya,” ujarnya.