Kutip Hadits Nabi, Biden pun Rebut Dukungan Komunitas Muslim
Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat akan digelar pada 3 November 2020. Dengan dua tiga kandidat dalam pilpres AS: Joe Biden dan Donald Trump.
Biden adalah Wakil Presiden AS periode 2009-2017. Dia mendampingi Presiden Barack Obama selama 8 tahun menjabat.
Pria dengan nama lengkap Joseph Robinette Biden Jr lahir di Pennsylvania, AS pada 20 November 1942. Biden saat ini adalah anggota partai demokrat dan Senator senior dari Delaware.
Pada 2008, Barack Obama mengumumkan bahwa Biden adalah pasangan pada Pilpres. Mereka kembali berpasangan pada Pilpres tahun 2012. Obama dan Biden memimpin selama dua periode.
Berbeda pada periode sebelumnya, Biden kali ini adalah penantang Donald Trump dalam Pilpres AS November mendatang. Biden sampai saat ini telah meraih keunggulan sementara 15 poin atas Presiden Donald Trump. Suvei ini dilakukan oleh Universitas Quinnipiac.
Mayoritas pemilih di AS terdaftar (52%) mengungkapkan mereka akan mendukung Biden dalam pemilihan presiden nanti, sementara sisi 37% lainnya dukungan untuk Trump. Selisih angka ini berbeda dengan hasil survei pada Juni lalu. Di mana survei Quinnipiac 49% mendukung Biden dan 41% mendukung Trump.
Berbeda dengan Donald Trump yang mengesankan anti-Islam, Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden, berusaha merebut hati komunitas Islam.
Dalam suatu kampanye jelang Pilpres, Biden mengutip hadits Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam pidato di depan konferensi virtual yang digelar organisasi persatuan Muslim terbesar di AS, Emgage Action, dalam rangka mencari dukungan.
Dalam perjalanan kampanye, Biden mulanya mengajak para pemilih Muslim di AS untuk mendukungnya supaya bisa melepaskan tekanan kepada kelompok pemeluk agama minoritas dari kezaliman pemerintahan Presiden Donald Trump.
"Sebuah hadits dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, memerintahkan, 'Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tanganmu, jika tidak sanggup lakukan dengan lisanmu. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan hatimu'," kata Biden dalam pidato tersebutpada pertengan Juli lalu.
Ketika itu, Biden menjanjikan akan memberikan perubahan supaya pemerintah AS lebih ramah dengan umat Muslim jika dia terpilih.
"Kita tidak bisa lagi membiarkan Trump berkuasa selama empat tahun ke depan. Komunitas Muslim Amerika harus bersatu untuk mengumpulkan dukungan dan memastikan suara kalian terwakili," kata Biden, seperti dilansir The National, Rabu 22 Juli 2020 .
Di dalam pidato itu, Biden mengkritik kebijakan pemerintahan Trump yang melarang penduduk dari tujuh negara mayoritas Muslim pada 2017 berkunjung ke AS. Dalih Trump menerapkan kebijakan itu adalah untuk keamanan nasional.
"Komunitas Muslim yang pertama merasakan serangan Trump lewat larangan kunjungan, seperti yang dirasakan oleh komunitas kulit hitam dan lainnya di negara ini. Donald Trump menyulut api kebencian di seluruh penjuru negara ini melalui ucapannya, kebijakannya, janjinya dan niatnya," ujar Biden.
"Di masa pemerintahannya kita melihat peningkatan sikap Islamofobia," lanjut Biden.
Biden dinilai menjadi pesaing paling berat bagi Trump yang merupakan petahana. Dalam beberapa jajak pendapat, tingkat popularitas Biden juga dilaporkan melampaui Trump. Keduanya juga saling melontarkan kritik di ajang kampanye masing-masing.
Biden Diganggu Pendukung Trump
Sementara itu, jelang pelaksanaan pemungutan suara dalam Pemilihan Presiden di Amerika Serikat (AS0 berlangsung tegang. Calon presiden Amerika Serikat yakni Joe Biden, merasa adanya gangguan dari pihak pendukung Donald Trump.
Belum lama ini, Joe Biden mengalami gangguan lewat para pendukungnya yaitu dengan mengepung bus Biden/Harris di sebuah ruas jalan raya Texas itu kini tengah diselidiki oleh FBI. Gangguan tersebut diduga dilakukan oleh para pendukung Donald Trump.
Suatu video yang diposting oleh Trump di Twitter, menunjukkan beberapa truk yang mengibarkan bendera Presiden AS, mengepung bus Biden/Harris, memperlambat bus kampanye itu. Dalam unggahannya itu, Trump menyematkan pesan, "I Love Texas."
Mengenai hal itu, Biden mengatakan sebuah bus yang membawa calon anggota kongres negara bagian, Wendy Davis, berhenti di jalan dan membatalkan dua acara, serta konferensi pers, dengan alasan masalah keamanan.
"Kami tidak pernah mengalami kejadian seperti ini, setidaknya kami tidak pernah memiliki presiden yang menganggap itu hal baik," ujar Biden di hadapan pendukungnya di Philadelphia, Minggu 1 November 2020.
Calon presiden dari partai demokrat itu juga menyebut bahwa putra Trump, Donald Trump Jr, membuat video yang mendesak para pendukung untuk "mengikutinya" dan menemikam di mana pasangan Biden - Harris berada, serta menyapa keduanya.
"Teman-teman, itu bukan kami. Kami jauh lebih baik dari ini," kata Biden.
Kantor FBI San Antonio pada Minggu, mengatakan pihaknya tengah menyelidiki insiden bus kampanye Biden di Tewas tapi menolak memberikan komentar lebih lanjut. Sementara Trump, selama unjuk rasa di Michigan, terang-terangan mendukung tindakan itu, mengklaim pendukungnya di Texas berusaha untuk "melindungi" bus Biden.
Advertisement