Mahasiswa Unusa Ciptakan Sedotan Berbahan Lidah Buaya
Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi pencemaran sampah plastik. Salah satunya dilakukan oleh tiga mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yang berhasil embuat sedotan berbahan dasar Lidah Buaya yang diberi nama Sedaya.
Berbeda dengan sedotan platik, Sedaya buatan tim mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat yang terdiri Vidi Annisya Pratikasar, Halimatul Sa'diyah Dzaroh, dan Meilya Dwi Safira ini dapat dimakan setelah digunakan.
"Bisa langsung dikonsumsi karena berbahan dasar lidah buaya dan jelly," kata ketua kelompok, Vidi Annisya Pratikasar.
Vidi Annisya menceritakan, awal ide membuat Sedaya adalah program kreativitas mahasiswa. Lalu, tercetuslah ide membuat Sedaya. Hasil karya ini selain bermanfaat untuk kesehatan, juga bisa diproduksi masal dalam rangka mengurangi limbah plastik.
"Lidah buaya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, bisa diolah dan konsumsi. Selain itu lidah buaya juga mudah dicari," ujar Vidi.
Vidi menambahkan, langkah-langkah pembuatan Sedaya sama dengan membuat jelly atau agar-agar.
Pertama, cuci lidah buaya sampai bersih, lalu diblender. Masukkan lidah buaya halus pada panci yang berisi air secukupnya, masak pada kompor dengan api sedang, tunggu hingga mendidih setelah itu diangkat.
"Proses selanjutnya masukkan jelly pada panci yang berisi air, masak pada kompor dengan api sedang, aduk-aduk saat proses memasak, tunggu hingga mendidih setelah itu diangkat," katanya.
Kemudian, saring lidah buaya yang sudah matang dan campurkan air lidah buaya dan jelly, masukkan pada cetakan sedotan dan diamkan. Setalah 8 jam baru dikeluarkan dari cetakan.
Ia dan teman-temannya berharap Sedaya benar-benar bisa diproduksi secara masal agar dapat membantu masyarakat mengurangi penggunaan plastik. Karena sampah plastik di Indonesia lebih dari 50 persen berasal dari sedotan plastik.
"Ke depan kami juga ingin meningkatkan kualitas produk dan memperbanyak varian rasa tanpa menghilangkan bahan dasarnya," kata Vidi.