Kurangi Sampah Plastik, SMPN 2 Bangil Wajibkan Siswa Bawa Tumbler
SMPN 2 Bangil punya cara unik untuk mengurangi sampah plastik di sekolah. Pihak sekolah mewajibkan seluruh siswa membawa tumbler (botol minuman) dan lunch box (kotak makan).
Kebijakan tersebut diambil oleh Kepala SMPN 2 Bangil, Tanti Rahayu dalam rangka membudayakan siswa cinta lingkungan, sekaligus menjadi langkah untuk mempersiapkan diri sebagai calon Sekolah Adiwiyata Mandiri.
Tanti mengatakan membiasakan siswa membawa tumbler dan lunch box adalah sebagai bagian dari gerakan cinta lingkungan untuk mendukung pengelolaan sampah. Budaya itu sudah mulai dijalankan sejak sebulan lalu.
"Jadi kita mau bangun budaya zero sampah dengan cara tidak memproduksi sampah. Idealnya begitu," katanya. Jumat, 11 Oktober 2019.
Menurutnya, kebiasaan itu mulai terpola dari rumah lalu dibawa ke sekolah. Sehingga untuk mengubahnya, dibutuhkan metode pembelajaran yang mampu membangun sikap kritis anak peduli dan cinta lingkungan.
Menurut Tanti, secara perlahan sudah dilaksanakan oleh para guru yang diharapkan mampu mengintegrasikan muatan lingkungan hidup dalam setiap mata pelajaran.
"Semua guru harus mampu mengintegrasikan muatan lingkungan pada pembelajaran. Setiap hari kita pilih tema yang tepat dan disambungkan dengan isu lokal dan secara global akan mampu menangani 3 permasalahan utama. Yakni pencemaran lingkungan, kerusakan lingkungan dan melestarikan lingkungan," katanya.
Lebih lanjut, Tanti menambahkan setiap guru diwajibkan melakukan evaluasi terhadap para siswa yang membawa atau tidak membawa tumbler dan lunch box setiap harinya. Dengan cara tersebut, para siswa akan terbiasa untuk membawa tumbler dan lunch box, sehingga tak lagi menambah sampah plastik di sekolah.
"Sesuai visi misi kita, yakni berbudaya lingkungan berdasarkan iman dan taqwa. Perilaku untuk berbudaya, yakni menyiapkan diri sebagai siswa yang mampun mengaplikasikan antara belajar dan menjadi bagian dari keluarga besar sekolah adiwiyata," katanya.
Sementara itu, saat ditanya perihal persiapan menuju penilaian Adiwiyata Mandiri, Tanti mengaku siap dan optimis dapat meraih predikat Mandiri. Caranya adalah dengan mengerahkan segala inovasi, melengkapi dokumen persyaratan penilaian, dan yang paling penting adalah perilaku siswa yang berbudaya lingkungan.
"Sekolah imbas juga penting, dan kami sudah bekerja sama dengan ada lebih dari 10 sekolah adiwiyata yang masih di tingkat kabupaten. Mudah-mudahan tahun ini kita bisa meraih Adiwiyata Mandiri, karena kita masih di level Adiwiyata Nasional," katanya. (sumber: www.pasuruankab.go.id)