Kurangi Pengangguran dengan Limbah Plastik di Blora
Limbah plastik bakal menjadi bahan baku utama untuk melatih sebagian pemuda di Blora. Limbah ini, didatangkan dari Kabupaten Klaten. Tidak berbentuk limbah pada umumnya. Tapi sudah diolah dan berbentuk janur plastik.
“Nanti akan dibuat bronjong, keranjang dan bentuk anyaman lain,” ujar ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Barisan Muda Wirausaha Indonesia (BMWI), Kabupaten Blora, Roy Kurniadi, Jumat 20 Mei 2022.
Roy Kurniadi menjelaskan, pelatihan pemanfaatan limbah industri di Blora diikuti oleh sekitar 100 peserta yang berasal dari desa. Akan dilaksanakan selama 2 hari. Dimulai 20-22 Mei 2022. Untuk pembukaan di pendopo dan dilanjutkan pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Blora.
“Para peserta akan dilatih membuat kerajinan dari limbah," jelasnya.
Menurut Roy Kurniadi, ini dilakukan sebagai upaya angka pengangguran di Kabupaten Blora. Pelatihan ini bekerja sama dengan Pemkab Blora dan sebagian pemerintah desa.
Bupati Blora, Arief Rohman berharap, upaya pemanfaatan limbah industri di Blora yang sedang dirintis oleh DPC MWI Kabupaten Blora, bisa entaskan pengangguran dan menghasilkan pendapatan bagi warga.
Menurut Bupati, apa yang diprakarsai BMWI Blora merupakan langkah inovatif bagi masyarakat. Beberapa waktu lalu, kata dia, pengurus DPC BMWI sempat bercerita terkait pemanfaatan limbah tersebut. Dan saat di Klaten dengan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD), melihat secara langsung home industri di sana.
“Sangat bagus dan mengentaskan pengangguran, dan ini secara ekonomi menghasilkan pendapatan, diharapkan diadakan di Blora ini dengan potensi yang ada bisa bermanfaat,” kata Arief Rohman.
Diakui, pelatihan pemanfaatan limbah ini sangat bermanfaat. Diharapkan bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat pula. “Kami tunggu setelah pelatihan nanti bisa di praktikan dan terlihat hasilnya,” jelasnya.
Bupati meminta dari dinas terkait bisa melakukan pendampingan dalam pelatihan. Mengingat potensi UKM di Blora bagus untuk dikembangkan.
"Termasuk inovasi terkait limbah ini juga potensi. Kalau produk sudah ada, nanti dinas bisa ikut membantu pemasaran dan sebagainya. Kalau perlu nanti dibuatkan ruang bagaimana produknya bisa disebarluaskan yang nantinya bisa bermanfaat," harap Arief Rohman.