Kurangi Massa Aksi di Jakarta, Polisi Surabaya Sisir Transportasi
Polrestabes Surabaya telah melakukan penyisiran di lokasi transportasi antar daerah guna menemukan peserta aksi demo Tolak Omnibus Law susulan yang akan berangkat ke Jakarta.
Kabag Ops Polrestabes Surabaya, AKBP Anton Elfrino Trisanto mengatakan, aparat kepolisian telah menggelar kegiatan sweeping tersebut sejak Senin, 12-13 Oktober 2020.
“Mencegat massa yang akan melakukan demo di Jakarta, sejak kemarin pelaksanaannya, sampai tadi pagi, karena demonya (di Jakarta) berlangsung hari ini,” kata Anton, kepada awakmedia, Selasa 13 Oktober 2020.
Pencegatan tersebut, kata Anton, digelar di beberapa titik, yakni mulai dari stasiun, terminal dan bandara. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi keberangkatan massa Tolak Omnibus Law dari Jatim menuju Jakarta.
“Upaya ini dilakukan di terminal dan stasiun kereta api, serta perbatasan kota Surabaya untuk antisipasi peregerakan massa dari Jatim ke Jakarta. Penyekatan dilakukan sejak kemarin,” ucapnya.
Anton mengungkapkan, bahwa personel kepolisian disebar guna menemukan penumpang yang diduga peserta aksi. Jika ditemukan indikasi, lanjutnya, orang tersebut langsung diamankan.
“Jadi anggota merazia di terminal, stasiun sambil ditanyakan apa tujuannya ke Jakarta, mau ngapain, kalau ada indikasi ke arah pendemo, kita amankan. Tapi sementara ini tidak kita temukan yang bergerak,” jelasnya.
Sebelumnya, Polrestabes Surabaya juga mempersiapkan adanya kemungkinan aksi demo tolak Omnibus Law susulan di Kota Surabaya. Mereka menerjunkan ribuan personel yang disebar di beberapa titik vital di Surabaya.
“Kami Polrestabes Surabaya menerjunkan sejumlah 2. 642 personel yang kita sebar di beberapa titik di Kota Surabaya. Grahadi 1.200 personel, DPRD Jatim 690, Kantor Gubernur 752 orang,” kata Anton, ketika dikonfirmasi.
Selain di tiga titik vital tersebut, lanjut Anton, beberapa petugas kepolisian juga disebar di pusat perekonomian. Dimaksudkan agar demo tak melumpuhkan kota secara keseluruhan.
“Yang menjadi sentral pengamanan DPRD tingkat I Indrapura, Kantor Gubernur dan Grahadi, tiga titik tersebut. Pengamanan di objek vital Kota Surabaya dan sentral ekonomi di Kota Surabaya,” tutupnya.
Advertisement