Kurangi Limbah Pakaian, Mahasiswa ITS Ciptakan Bank Daur Ulang
Tim Go Go Haf dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menciptakan sebuah prototipe yang dinamakan Bhusana, yang berfungsi mempermudah pendistribusian dan pendaur-ulangan pakaian.
Tim ini beranggotakan mahasiswa dari berbagai departemen di ITS, yakni Fitria Urbach dan Aprilia Susanti yang berasal dari Departemen Matematika serta Fairuz Hasna Rofifah yang berasal dari Departemen Teknik Informatika.
Tim Go Go Haf dibimbing oleh salah satu dosen pembimbing ITS yang berasal dari Departemen Teknik Informatika yaitu Hadziq Fabroyir.
"Bhusana digunakan untuk mempermudah dan meningkatkan efisiensi maupun transparansi dalam distribusi daur ulang pakaian. Gerakan fesyen berkelanjutan melalui proses daur ulang pakaian akan bisa diterapkan dengan baik jika turut melibatkan pemerintah di dalamnya,” kata Ketua Tim Go Go Haf Fitria Urbach.
Menurut Fitria, ada tiga proses yang harus dilakukan oleh pengguna, yaitu proses pengumpulan, proses pengambilan, dan proses pemilahan. Proses pengumpulan adalah proses di mana donatur pakaian memfoto pakaian yang akan didonasikan.
Kemudian, Bhusana akan mengenali pakaian tersebut dengan tiga macam klasifikasi, yaitu pakaian layak pakai, pakaian tidak layak pakai kerusakan minor, dan pakaian tidak layak pakai kerusakan mayor.
Setelah melewati proses tersebut, Bhusana akan mencetak Kode Quick Response (QR) untuk identitas pakaian dan Bhusana akan membuka tutup kotak secara otomatis. Setelah itu, donatur diharapkan untuk meletakkan pakaian tersebut ke dalam kotak dan nantinya donatur akan memperoleh kupon yang nantinya dapat ditukarkan dengan sembako.
“Selanjutnya, data pakaian yang sudah terkumpul pada kotak Bhusana akan dikirimkan ke database cloud service,” paparnya.
Lanjut Fitria, proses selanjutnya ialah pengiriman truk yang bertugas untuk mengambil setiap pakaian yang telah tersimpan dalam kotak Bhusana yang tersebar di kelurahan. Kemudian, truk tersebut akan berangkat menuju bank daur ulang pakaian. Pakaian akan dipilah antara yang layak dan tidak layak pakai di bank dengan bantuan QR Code.
"Pakaian tidak layak pakai dengan kerusakan minor akan disalurkan ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai bahan produksi. Lalu, pakaian tidak layak pakai dengan kerusakan mayor akan dikirim ke pabrik daur ulang sampah tekstil, dan pakaian layak pakai harus melalui tahapan outfit matching terlebih dahulu," imbuhnya.
Karena perjuangan tersebut, Tim Go Go Haf telah berhasil meraih medali perak dalam kategori Kota Cerdas pada Gemastik XIV lalu.
Advertisement