Kurangi Angka Pengangguran, Pemprov Jatim Perkuat Double Track
Pengangguran menjadi salah satu permasalahan bagi Indonesia umumnya, dan Jawa Timur khususnya. Karena besarnya angka pengangguran, ini berdampak pada tingkat kesejahteraan Indonesia jauh berada di negara tetangga seperti Malaysia, dan Singapura yang luas wilayahnya tak seluas Indonesia.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim terus memperkuat program double track untuk SMA/MA/SMK di kawasan pinggiran Jatim. Program ini dianggap paling ampuh untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten dan siap membuka lapangan kerja.
“Program ini merupakan cara dari Pemprov Jatim untuk mencari alternatif solusi menyiapkan lulusan SMA dengan bekal keterampilan dan sertifikat untuk mencari kerja,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa usai acara Festival SMA Double Track di Jatim Expo, Surabaya, Minggu 29 Desember 2019.
Selain itu, double track ini juga menjadi solusi bagi lulusan yang ada di daerah kurang maju yang tak mampu meneruskan untuk menempuh pendidikan di bangku kuliah.
Berdasarkan data, kata Khofifah, ada sekitar 67,84 persen anak-anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sudah tak meneruskan, kemampuan anak-anak sangat kurang untuk masuk ke dunia kerja, sehingga tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jatim masih tinggi.
“Double track tentu diharapkan dapat menekan angka pengangguran kita. Misalnya, setiap tahun sekitar ada 800 ribu angka pengangguran, maka dengan double track ini kita siapkan angkatan kerja baru di Jawa Timur. Dengan jumlah sekitar 157 sekolah di bawah Pemprov Jatim kita bisa menyiapkan sekitar 600 ribu angkatan kerja baru,” paparnya.
Tak hanya itu, Ketua Pengurus Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama itu menyampaikan, ada sekitar Rp190 triliun APBN untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga kecil 6 persen yang dapat dimanfaatkan oleh para lulusan untuk membuka usaha yang dapat bermanfaat mengurangi angka pengangguran.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Hudiyono mengatakan, program ini memang dikhususkan untuk sekolah yang berada di daerah pinggiran karena tingkat kesejahteraannya kurang.
“Memang ini tidak kita berikan di kota-kota seperti Surabaya. Memang fokus di daerah pinggiran karena mayoritas lulusannya tidak melanjutkan ke perguruan tinggi,” kata Hudiyono.
Dari program tersebut, para siswa akan mendapat pendidikan dan kompetensi. Sehingga, lulusan akan mendapat pengakuan secara nasional karena mendapat sertifikasi keterampilan.
Program double track ini terdiri atas tujuh bidang keterampilan. Meliputi multimedia, teknik elektro, teknik listrik, tata boga, tata busana, tata kecantikan, dan teknik kendaraan ringan dengan 17 belas bidang keahlian.