Kunjungi Sinta Nuriyah, Ini Pesan untuk Aktivis Islam di Tiongkok
Wang Yu Xia, Guangdong Islamic Association, Tiongkok, mengatakan, Islam di Tiongkok berkembang dengan baik. Di negeri Tirai Bambu meberikan kebebasan kepada masyarakat untuk beragama, termasuk perlindungan kepada kaum Muslim.
"Masjid-masjid berdiri dan melakukan aktivitas dengan baik," tutur Wang Yu Xia, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Minggu 21 Juli 2019.
Sebelumnya, hal itu terungkap saat rombongan Guangdong Islamic Association, melakukan silaturahmi ke kediaman Ny Sinta Nuriyah, mantan Ibu Negara, yang isteri KH Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 RI.
Ia hadir bersama romobongan dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Tiongkok. Setelah menjadi narasumber pada acara bedah buku 'Islam Indonesia dan China' di gedung PBNU, Jakarta, Rabu 17 Juli 2019 lalu.
"Semoga nanti kami bisa mengundang Ibu Sinta ke sana agar bisa menyaksikan langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan Muslim China," kata Mrs Wang.
Beberapa pengurus PCINU Tiongkok turut menemani kunjungan ini. Ketua PCI NU Tiongkok Imron Rosyidi Hamid, didampingi Arif Taufiq (sekretaris NU Tiongkok), Ahmad Syfa (Bendahara), serta Kaula Fahmi, Habibi Salim dan Mustafa Jung.
Setelah melaksanakan Salat Jumat rombongan tiba di kediaman Ny Sinta Nuriyah di bilangan Ciganjur, Jakarta Selatan. Diawali dengan makan siang bersama, Ny Sinta sangat senang bisa menerima kunjungan dari Asosiasi Muslim Guangdong.
"Saya senang bisa menerima saudara seiman dari negeri Tiongkok," tutur figur yang dinobatkan sebagai Tokoh Perdamaian Majalah Time ini.
Selain bercerita banyak terkait perkembangan Muslim di Tiongkok, Ibu Sinta juga menceritakan bahwa ia beberapa kali pernah berkunjung ke Tiongkok.
"Saya sudah beberapa kali mengunjungi Tiongkok, saya melihat bahwa Islam Indonesia dan China memiliki kesamaan dalam tradisi," lanjut ibu empat anak ini.
Kali ini, Mrs Wang Yu Xia tampak memperhatikan kisah dan sambutan Ny Sinta Nuriyah.
Ibu Sinta juga menceritakan pengalamannya keliling dunia untuk mengkampanyekan perdamaian dan kesetaraan gender. Ibu Sinta kemudian mengenang memori ingatannya tentang lagu Mandarin dan diteruskan nyanyinya oleh Mrs Li.
Keakraban sangat terasa di antara mereka. Ny Sinta berpesan kepada pengurus PCINU Tiongkok agar bisa merawat dan melestarikan tradisi NU di Tiongkok.
"Sebagai pengurus PCINU kalian harus bisa merawat dan melestarikan tradisi NU serta menjaga nama baik NU di sana sehingga banyak orang yang ingin bergabung dengan PCINU Tiongkok, semoga buku yang diterbitkan bisa menjawab keadaan Muslim di China".
Sebelum berpisah Mrs Wang dan Mrs Li memberikan kenang-kenangan kepada Ibu Sinta yang dibawa dari Tiongkok. Begitupun sebaliknya Ibu Sinta memberikan sarung tenun dari Lombok untuk Mrs Li sedangkan untuk Mrs Wang diberi Majmu Syarif.
"Saya berikan buku Majmu Syarif, di dalamnya terdapat surah-surah penting dalam Al-Quran dan wirid-wirid yang sering dibaca oleh Muslim Indonesia. Semoga Mrs Wang juga bisa mengamalkannya". Demikian Ny Sinta Nuriyah menjelaskan.
Asosiasi Muslim Guangdong berharap suatu saat bisa mengundang Ibu Sinta untuk berkunjung ke Guangdong.
"Semoga nanti kami bisa mengundang Ibu Sinta ke sana agar bisa menyaksikan langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan Muslim China," kata Mrs Wang yang diterjemahkan oleh Mrs Li.
Semoga Mrs Wang dan Mrs Li bisa bersilaturahim kembali di suatu saat. Demikian harapan isteri Presiden Abdurrahman Wahid, almarhum. (adi)