Kunjungi Pasar Hewan di Probolinggo, Pj Gubernur Larang Ternak Sakit Diperjualbelikan
Sebanyak 11.000 lebih hewan ternak di Jawa Timur terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sejak November 2024 lalu. Dari jumlah ternak sapi sebanyak itu, sekitar 65 persen sedang proses penyembuhan, 26 persen sembuh, dan sisanya 9 persen mati.
Hal itu diungkapkan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono saat mengunjungi Pasar Hewan Wonoasih, Kota Probolinggo, Selasa, 14 Januari 2025 siang.
Dalam kesempatan itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim memberikan obat dan vitamin untuk menanggulangi PMK pada ternak sapi.
Selasa siang sekitar pukul 13.30 WIB, sebelum memasuki pasar, Pj Gubernur Adhy bersama petugas gabungan menyemprot truk atau pikap bermuatan sapi yang hendak masuk Pasar Hewan Wonoasih dengan cairan disinfektan. Adhy dan rombongan dari Pemprov Jatim kemudian mengedukasi sopir terkait pencegahan PMK.
Berita Personal
Kedatangan Pj Gubernur Jatim dan rombongan menarik perhatian pada pedagang ternak. "Ada apa, apa pasar hewan mau ditutup?" ujar seorang blantik (pedagang perantara) sapi.
Ia terlihat tergopoh-gopoh, kemudian bersama teman-temannya mengikuti rombongan Pemprov Jatim itu.
Pj Gubernur Adhy menjelaskan, tidak ada penutupan pasar hewan di Probolinggo. Alasannya, kondisi pasar hewan di Probolinggo dalam keadaan aman dan terkendali. "Kedatangan kami dalam rangka meninjau pertumbuhan ekonomi, tidak ada penutupan pasar hewan ya," tegasnya.
Kepada wartawan, Pj Gubernur Jatim mengatakan, sudah mengimbau kepada para pedagang agar sapi yang sakit tidak diperjualbelikan.
Sapi-sapi yang sakit, kata Pj Gubernur Jatim, harus diobati lebih dulu. "Setelah sembuh barulah ternak bisa dijual diperjualbelikan," katanya.
Yang jelas, Pemprov Jatim akan memberikan vaksin secara massal dan merata. Selain itu Pemprov akan memperketat lalu lintas hewan ternak antar-daerah.
Advertisement