Kunjungi ke Ngopibareng Stafsus Menteri BUMN Cerita Soal Lupa Bau
Sela-sela kesibukannya sebagai Staf Khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Nezar Patria menyempatkan mengunjungi Kantor Redaksi Ngopibareng.id di Jalan Taman Gayungsari Barat II/12 Surabaya.
Tak ada agenda khusus kedatangan Nezar Patria ini Kantor Ngopibareng.id selain ingin bersilaturahmi dengan awak Ngopibareng.id khsususnya CEO Ngopibareng Arif Afandi dan Pemimpin Redaksi M. Anis. Asal tahu saja, sebelum menjadi staf khusus kementerian, Nezar patria juga dikenal sebagai jurnalis. Tak heran jika para jurnalis senior ini sudah berteman akrab.
Kedatangan Nezar Patria ini ditemani oleh Pemimpin Redaksi www.Beritajatim.com Dwi Eko Lokononto dan Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur Arief Rahman yang juga Pimpinan Umum www.lensaindonesia.com
Obrolan pun kemudian mengalir gayeng. M. Anis bercerita tantangan berat selama menjadi pemimpin redaksi Ngopibareng.id adalah saat pandemi COVID-19 yang lalu. "Dalam catatan saya, ada 48 jurnalis yang meninggal karena COVID-19 yang lalu. Hitungan itu padahal saat COVID-19 masih berjalan," kata Anis.
"Tapi alhamdulillah semuanya yang di sini bisa lolos. Baik orangnya maupun perusahaannya," tambahnya.
Ihwal COVID-19 ini, Nezar pun bercerita jika dia juga pernah mengalami sakit COVID-19. Uniknya COVID-19 yang dialami Nezar terjadi saat kasusnya sudah landai yaitu pada Desember 2022 yang lalu. Nezar menduga jika COVID-19 yang dialaminya itu karena kondisi fisiknya yang lagi drop. Apalagi Desember kemarin ada gelaran Piala Dunia.
"Ada saatnya Piala Dunia dalam sehari paling hanya tidur dua jam. Mungkin karena itu saya kondisi yang menjadi drop sehingga mudah tertular COVID-19. Apalagi saya bolong-bolong minum vitamin karena menganggap COVID sudah landai," ujarnya.
Nezar baru menyadari dia tertular COVID-19 saat kehilangan indra penciuman atau anosmia saat itu ada truk sampah yang lewat di dekatnya. Banyak orang yang menutup hidungnya. Namun Nezar tak melakukan itu karena tak mencium bau sama-sekali.
"Kok aneh, orang lain tutup hidung semua karena truk sampah lewat, saya malah kok malah tak mencium bau sama sekali," ujarnya.
Penasaran, dia pun kemudian petik daun jeruk yang ada di belakang rumahnya. Ternyata juga tak bau, ambil minyak kayu putih, juga tak bau. Akhirnya menyerah, dia langsung pergi ke dokter. Diagnosa dokter Nezar tertular COVID-19.
"Oleh dokter dibilang anosmia akan sembuh dengan sendiri nantinya," kata Nezar.
Penasaran dengan diagnosis dokter, Nezar pun kemudian browsing soal anosmia. Dalam browsing-nya itu dia menemukan anosmia ternyata bisa permanen alias tak bisa mencium bau-bauan selamanya.
"Wah, ini malah membuat saya semakin khawatir. Akhirnya saya tak browsing-browsing lagi," ujarnya sambil tertawa.
Saat menderita anosmia ini, Nezar menyatakan sangat tersiksa sekali. Padahal cuma tak bisa membau saja. Nezar menyatakan jika dirinya sampai lupa bau-bauan yang selama ini diingatnya. Saat anosmia dia berusaha keras untuk mengingat bagaimana bau pandan, bau jeruk dan bau-bauan lainnya.
"Kadang manusia tak sadar jika sudah diberi banyak nikmat dari Tuhan. Satu nikmat saja dicabut oleh Tuhan tersiksanya luar biasa," ujarnya.