Kunjungan Wisatawan Membeludak, Prancis Malah Lockdown Seminggu
Walikota Nice di selatan Prancis menerapkan lockdown sejak Minggu, 21 Februari 2021. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi aliran wisatawan yang belakangan meningkat tajam. Tujuannya untuk menekan penularan Covid-19 yang melonjak tiga kali lipat dari rata-rata nasional.
"Kami butuh upaya lebih kuat untuk menekan penularan di bawah rerata nasional. Dengan menerapkan jam malam, juga lockdown parsial selama sepekan," kata Walikota Christian Estrosi, dikutip dari Reuters, Minggu 21 Februari 2021.
"Cuaca sangat baik, semuanya sedang berbondong-bondong kemari. Lockdown seminggu akan menghentikan kunjungan, tanpa banyak mengganggu aktivitas ekonomi di kota," lanjutnya.
Nice kini menjadi kota dengan kasus infeksi terbanyak di Prancis, mencapai 740 kasus baru setiap pekannya. Sedangkan jumlah penduduk sebanyak 100 ribu.
Menurutnya, kasus melonjak akibat masifnya aliran wisatawan selama liburan Natal. Penerbangan internasional meningkat, dari 20 kali sehari, menjadi 120 kali. Semuanya tanpa dibarengi dengan peraturan dokumen bebas Covid-19 dari lokasi pemberangkatan.
"Kami akan gembira menerima banyak turis pada musin panas ini, setelah kami memenangkan pertarungan. Dan akan lebih baik jika kami punya masa tenang, tanpa kunjungan wisatawan," lanjutnya.
Diketahui program lockdown nasionak milik pemerintah Prancis banyak ditentang penduduknya. Tercatat lockdown nasional terakhir berlangsung pada November lalu. Selanjutnya lockdown berlangsung secara parsial.
"Kami tidak menghilangkan lockdwon lokal," kata Juru Bicara Pemerintah Gabriel Attal.
Menurutnya peningkatan kasus terlihat buruk, sehingga tak ada alasan untuk menghapus jam malam dan lockdown lokal. (Rtr)