Kunjungan Wapres ke Mojokerto Disambut Demo Tolak Galian C
Menjelang kunjungan kerja Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin di Kabupaten Mojokerto, sejumlah warga menggelar unjuk rasa di galian C Dusun Seketi, Desa Jatidukuh, Gondang, Mojokerto.
Mereka menyampaikan aspirasi kepada KH Ma'ruf Amin yang hari ini berkunjung ke Mojokerto dalam rangka sarasehan Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama di Institute KH Abdul Chalim, Bondorejo, Bendungan Jati, Pacet.
Unjuk rasa dilakukan sekitar 12 warga Dusun Seketi di jalan masuk ke galian C yang terletak di kampung mereka pagi tadi sekitar pukul 06.30 WIB. Massa yang terdiri dari sejumlah pria dan emak-emak membentangkan poster berisi aspirasi mereka.
Poster yang mereka bentangkan antara lain berisi "Pak Wapres Tolong Kami Perhatikan Kerusakan Lingkungan di Bumi Majapahit", "Bupati Tolong Lindungi Kelestarian Alam Mojokerto", "Pak Wapres Tolong Hukum Berat Perusak Lingkungan", "Pak Kapolri Tolong Tangkap Predator Galian C Ilegal".
"Mumpung ini ada Pak Wapres kami menyampaikan aspirasi. Harapan kami ke Pak Wapres agar menghentikan segera predator-predator perusak lingkungan. Karena sudah beberapa kali demo tidak ada tanggapan dari pemerintah," kata Koordinator Aksi Warga, Sumartik, Jumat 3 Juni 2022.
Sumartik menjelaskan, unjuk rasa warga Dusun Seketi berlangsung sekitar 30 menit saja. Menurutnya, massa meminta pemerintah segera menutup tambang pasir dan batu (sirtu) tersebut. Karena beroperasinya galian C ini memberi dampak terhadap lingkungan sekitarnya.
"Tuntutan warga segera ditutup karena dampak-dampaknya bagi masyarakat Dusun Seketi. Masyarakat hanya dikasih kompensasi Rp 100 ribu. Penggalian kedalaman tidak sesuai izin, penggalian lebih dari 20 meter. Kalau di izinnya paling tidak 15 meter. Ada yang keluar dari titik koordinat. Saluran irigasi terputus, pengairan pertanian airnya keruh," jelasnya.
Sementara, Kapolsek Gondang AKP Saiful Isro menuturkan, galian C yang didemo warga Dusun Seketi tersebut sudah mengantongi izin sejak 2018 sampai 2023. Luas lahan tambang sirtu itu mencapai 23 hektare.
Menurut Saiful, galian C yang diprotes warga ini milik Widi Sulton, warga asal Sidoarjo. Sedangkan Lukman, warga Desa Jatidukuh sebagai operatornya.
"Masalah kedalaman penggalian saya kurang paham. Terkait koordinatnya, hari Kamis kemarin sudah kami mediasi di Balai Desa, bersama Pak Camat, saya, dan dari polres bagian tambang. Dari Polres Mojokerto menyampaikan penggalian sudah sesuai koordinatnya," ujarnya.
Aktivitas tambang sirtu tersebut, menurut Saiful tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Dia menjelaskan bahwa saluran irigasi masih berfungsi normal. Sumber air bersih masyarakat setempat juga tidak terganggu.
"Memang air irigasi persawahan ada sedikit keruh. Saya rasa tidak masalah untuk irigasi persawahan. Di sini masyarakat hanya menanam jagung dan tebu yang tidak butuh air banyak. Padi ditanam hanya saat musim hujan. Kalau sumber air bersih masih aman, tidak terganggu," tandasnya.