Kunjungan Raja Belanda ke Prambanan Jadi Promosi Gratis
Kunjungan Raja Wilem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti dari Kerajaan Belanda ke komplek Candi Prambanan di perbatasan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Klaten pada Rabu 11 Maret menjadi kampanye positif di tengah maraknya pemberitaan terkait penyebaran COVID-19.
"Kunjungan Raja dan Ratu Belanda tersebut jelas menguntungkan bagi kami, karena ini menjadi kampanye bahwa Candi Prambanan aman dikunjungi di tengah maraknya virus corona," kata General Manager Candi Prambanan, PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko Aryono di Sleman, Kamis.
Menurut dia, kunjungan tersebut menjadi keuntungan yang besar, karena memang faktanya ada penurunan jumlah kunjungan wisatawan di Candi Prambanan setelah maraknya COVID-19.
"Objek wisata tentunya juga terkena imbas dari merebaknya virus corona, yang terasa jelas ada penurunan jumlah kunjungan wisatawan sejak Februari hingga kisaran 35 persen," katanya.
Ia mengatakan, di tengah isu COVID-19, dengan kunjungan Raja dan Ratu Belanda ini membawa arti bahwa wisata di Prambanan dan Yogyakarta pada umumnya sangat aman.
"Ini istilahnya kampanye gratis, sehingga publik tahu Candi Prambanan aman untuk dikunjungi wisatawan," katanya.
Aryono berharap kunjungan tersebut bisa membawa dampak positif bagi tumbuhnya wisatawan ke Candi Prambanan.
"Selama ini wisatawan mancanegara dari Belanda masih menjadi jumlah yang paling dominan di Prambanan, kemudian dari negara-negara di Eropa. Kami harapkan ada image positif atas kunjungan tersebut," katanya.
Sekretaris Perusahaan PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Emilia Eny Utari mengatakan seluruh destinasi wisata candi di bawah pengelolaannya aman untuk dikunjungi wisatawan dan aman dari virus COVID-19.
"Kami tegaskan bahwa wisata candi, baik itu Candi Borobudur, Prambanan maupun Ratu Boko saat ini dalam kondisi aman untuk dikunjungi wisatawan," katanya.
Menurut dia, selain destinasi wisata candi, destinasi lain di bawah pengelolaan PT TWC juga dijamin aman dari penyebaran COVID-19.
"Seperti Sendratari Ramayana, Hotel Manohara, Boko Resto dan destinasi lain yang ada di komplek wisata candi semuanya aman untuk dikunjungi," katanya.
Ia mengatakan, sebagai langkah antisipasi pihaknya juga melakukan berbagai persiapan seperti pengecekan suhu badan terhadap pengunjung di objek wisata candi.
"Kami juga menyediakan antiseptik atau 'hand sanitizer' di beberapa titik area candi yang dapat digunakan para pengunjung candi," katanya.
Emilia mengatakan, pihaknya juga menyediakan tenaga medis di area candi agar dapat memberikan pertolongan dengan cepat jika ditemukan ada wisatawan yang terindikasi atau mengalami gejala seperti terinfeksi COVID-19.
"Tenaga medis ini akan memberikan penanganan awal, dan bila memang ada indikasi maka langsung akan dibawa ke rumah sakit terdekat," katanya.
Ia mengatakan, adanya isu COVID-19 ini memang mengakibatkan penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata candi.
"Penurunan jumlah kunjungan wisatawan cukup signifikan, dari Februari hingga Maret ini penurunan antara 30 hingga 40 persen dibandingkan periode sama tahun lalu," katanya.
Advertisement