Kunjungan Dadakan Dahlan Iskan ke RS Mata Undaan
Founder Jawa pos Group dan mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan tiba-tiba berkunjung ke RS Mata Undaan. Tentu bukan untuk berobat. Tapi lebih ingin tahu banyak tentang rumah sakit yang berdiri sejak zaman Belanda ini.
Kunjungan ini tanpa terencana jauh sebelumnya. Kemarin pagi, ia menghubungi lewat WhatsApp. "MasĀ Arif (Afandi) di Surabaya?" tanya Pak Bos --panggilan akrab dari anak buahnya saat masih di Jawa Pos.
Sebelumnya ia sudah menghubungi dr Dini Dharmawidiarini SpM (K). Dokter muda di RSMU yang dikenalnya belum satu bulan. Saat bertemu sama-sama nonton Teater Gandrik yang lagi sambang Surabaya.
Dini merupakan salah satu kebanggaan RSMU. Ia menekuni dunia transplantasi kornea mata. Sudah beberapa kali ia menyelamatkan kebutaan dengan cangkok kornea. Di rumah sakit tempat ia bekerja. Ia pun memperdalam ilmunya itu sampai ke India.
Dahlan, wartawan yang juga dikenal sebagai raja media ini, dikenal punya perhatian besar terhadap inovasi dunia kesehatan. Maka mengenal Dini seperti menemukan kesukaannya. Mengeksplore dan mempromosikan segala hal baru tentang perawatan mata.
Ia datang dengan ditemani cucunya yang masih kelas 8. Cucu dari anak keduanya. Icha namanya. Dengan kaos dan celana jeans coklat, Dahlan ke RSMU dengan mengendarai mobil listrik Teslanya. Yang hanya ada dua di Indonesia.
Saya ikut menyambutnya. Bersama Direktur RSMU dr Sujarno SpM yang juga dokter mata kenamaan di Surabaya. Saya ikut menyambut sebagai Ketua P4M, Perkumpulan Perawatan Penderita Penyakit Mata, pemilik RSMU. Tentu juga dengan dr Dini yang baru saja selesai mengoperasi beberapa pasiennya.
Begitu masuk lobi yang sekaligus menjadi ruang tunggu klinik mata itu, Dahlan sempat kaget. Melihat puluhan pasien yang antre periksa mata. Ia juga sempat tertegun. Menyaksikan banyak pasien BPJS di ruang tunggu samping belakang yang juga berjubel. Padahal sudah jam 14.00 siang.
"Apakah semua pasien yang ke sini rujukan dari klinik dan rumah sakit lain?" tanyanya. "Ya Pak Dahlan. Kecuali pasien mandiri," jawab Sujarno. Yang dimaksud mandiri adalah pasien yang tidak menggunakan BPJS.
Selain mengunjungi klinik dan menyapa para pasien, Dahlan sempat melihat sejumlah dokter sedang mengoperasi mata pasien. Juga melihat sejumlah peralatan canggih yang dimiliki RS Mata Undaan.
Dahlan lantas mengajak diskusi dr Dini dan dr Sujarno tentang bank mata dan transplantasi mata. Diskusi berlangsung di ruang rapat gedung baru. Gedung 6 lantai yang baru saja selesai dibangun. Yang di dalamnya ada 8 kamar operasi modern dan ruang tunggu pasien yang nyaman.
Dalam diskusi itu, Dahlan banyak bertanya tentang proses transplantsi kornea mata dan para pendonor kornea yang jumlahnya belum banyak di Indonesia. Sebelumnya, ia memang menulis tentang seorang pendonor dari Malang yang belum lama meninggal dan korneanya diambil dr Dini untuk menolong orang lain.
"Saya awam soal ini. Maka jelaskan saya seperti mengajar anak SD," katanya. Saat berdiskusi itu, ikut bergabung dr Ria Sylvia SpM. Ia pun banyak membantu menjelaskan detil tentang anatomi mata yang bisa ditransplantasi.
Kepadanya saya hanya menjelaskan sejumlah strategi pengembangan rumah sakit. Termasuk RSMU yang tahun 2020 ini akan makin banyak hal baru dalam hal layanan dan produk layanan. Juga tentang logo baru RSMU yang akan dilaunching Januari mendatang.
Hampir sejam lebih Dahlan mengunjungi RS Mata Undaan. Setelah foto-foto dengan para karyawan dan tenaga medis, ia pun pulang. Ketua Badan Pengawas P4MU Ir Doelatif dan Bendahara Ontot Murwanto ikut mengantarkan sampai ia keluar bersama Teslanya. (Arif Afandi)
Advertisement