Kumpulkan Tokoh Tingkat RT se Probolinggo, Gus Ipul Ingin Galakkan Gerakkan Peduli Tetangga
Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut dua, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bertemu dengan ribuan relawan Kota Probolinggo, Rabu, 16 Mei 2018.
Relawan yang hadir di Gedung Serbaguna Widya Harja, Jalan Panjaitan, Mayangan, ini merupakan tokoh masyarakat dari 1025 RT, 198 RW, di lima kecamatan, se-Kota Probolinggo
"Kami perwakilan seluruh RT di Kota Probolinggo siap mengawal pemenangan pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno. Kami optimistis kemenangan sudah di depan mata," ujarnya di hadapan peserta pertemuan.
Di sisi lain, Gus Ipul berterimakasih atas dukungan dari relawan tersebut. Ke depan, apabila ia terpilih, Wakil Gubernur dua periode ini berkomitmen untuk semakin meningkatkan kerukunan antar warga di dalam RT dan RW.
Di antaranya, melalui program yang ia gagas saat menjabat Wakil Gubernur, yakni Gerakan Peduli Tetangga. Gerakan ini dibuat untuk mengatasi berbagai persoalan masyarakat, di antaranya kemiskinan.
"Jangan sampai kita tidak tahu ketika ada tetangga yang kelaparan. Kita justru tahunya dari orang lain padahal kita adalah tetangganya," kata Gus Ipul menjelaskan.
Menurutnya, peran RT dan RW inilah yang seharusnya dioptimalkan. Organisasi sosial terendah tersebut diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam mengatasi masalah sosial hingga kemiskinan.
"Kami akan menjadikan RT dan RW bukan sekadar alat koordinasi pemerintahan. Namun, mereka juga harus diajak untuk menjadi garda terdepan dalam pertahanan," kata mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.
"Kalau ada yang sakit, gotong royong membantu. Kalau tidak bisa, segera diserahkan ke pemerintah. Kami punya anggaran untuk itu," katanya.
Keponakkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini mengatakan, gerakkan peduli tetangga telah dilaunching dan mulai berjalan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kampung berprestasi di Jawa Timur. Mulai kampung Go Green, kampung baca, kampung air, hingga berbagai kampung UMKM.
Selain itu, gerakan ini juga menjadi ajang antisipasi untuk berbagai tindak kejahatan yang kemungkinan berpotensi dilakukan oleh tetangga.
"Misalnya, ketika tetangga kita menggunakan narkoba, hingga ada orang baru yang merencanakan aksi terorisme bisa kita ketahui lebih awal," kata wakil dari Gubernur Jawa Timur, Soekarwo ini.
Setelah melakukan tindakan cegah dini, masyarakat segera melapor ke pihak penegak hukum.
"Jadi, gerakan ini sebagai alat penjaga kerukunan sekaligus deteksi dini terhadap berbagai potensi tindak kriminal," kata mantan Ketua GP Ansor dua periode ini.
Ia optimistis, kalau RT dan RW bisa solid maka akan dengan mudah menangkal isu kriminal termasuk teroris sejak dini.
"Kami mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi akhir-akhir ini. Dengan mengedepankan aksi pencegahan, kami berharap ini menjadi kejadian terakhir," kata dia. (wah/frd)