Kumkum di Pelabuhan Mayangan, Wisata Kesehatan di Probolinggo
Entah sejak kapan tradisi berendam (Jawa: kumkum) di kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan, Kota Probolinggo bermula. Yang jelas, tempat kumkum itu kini popular tidak hanya di lokal Probolinggo.
Dipromosikan dari mulut ke mulut, juga melalui media sosial, hingga media massa, tempat kumkum di sisi barat PPP Mayangan itu banyak dikunjugi warga. Ratusan warga Probolinggo yang tergabung dalam Surya Citra Bahari (SCB) itu rutin berendam di laut baik pagi maupun sore hari.
Bahkan di akhir pekan, sejumlah mobil berplat luar Probolinggo tampak parkir di “landasan kumkum” di PPP Mayangan. Istilah “landasan kumkum” itu berasal dari anggota SCB untuk menyebut bibir pantai yang memanjang, tempat mereka keluar-masuk ke laut.
“Masa pandemi menjadi penyemangat bagi anggota SCB untuk kumkum di laut. Dengan badan yang segar karena kumkum, insya-Allah bisa terhindari dari Covid-19,” kata Didik Sukarsidi, salah satu pengurus SCB, Minggu, 10 Oktober 2021.
Awalnya pihak Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Jatim melalui UPT PPP Mayangan sempat melarang warga beraktivitas di luar fungsi pelabuhan perikanan, akhir 2019 silam. Termasuk aktivitas kumkum dilarang dilakukan di kawasan PPP Mayangan.
Belakangan UPT PPP Mayangan membolehkan warga berendam di kawasan pantai. Bahkan sejumlah pejabat (eksekutif dan legislatif) dari DPR RI, Pemprov Jatim, hingga Pemkot Probolinggo terlibat ikut kumkum.
Walikota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin berkali-kali kumkum, berbaur dengan masyarakat. Terakhir, beberapa hari lalu, walikota bersama SCB mempercantik landasan kumkum dengan tanaman ubi jalar.
“Sebenarnya kegiatan kami bersih-bersih pantai, tetapi diwarnai dengan penanaman ubi jalar dengan media tanam karung plastik yang diisi tanah dan kompos,” kata Ketua Ormas Surya Citra Bahari (SCB), Sutanto.
Habib Hadi pun mengingatkan, agar tempat kumkum djaga kebersihan dan keindahannya. “Tempat terapi kumkum sudah terkenal ke mana-mana. Banyak orang luar kota datang. Tolong djaga kebersihannya,” katanya.
Thalassotherapy
Ternyata berendam di laut untuk tujuan terapi kesehatan memang diakui di dunia medis. Namanya, Thalassotherapy yakni, penggunaan terapeutik dari air laut, produk laut seperti ganggang, rumput laut, dan lumpur laut, dan bahkan iklim laut untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, dan kecantikan.
Thalassotheraphy berasal dari bahasa Yunani “Thalassa” (laut) dan “therapy” (mengobati), diciptakan oleh dokter dari Prancis, dr Jacques de la Bonnardière pada tahun 1860 silam.
Daily Mail melansir, sejak dulu mandi air laut dipercaya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Para dokter sering menyarankan pasien-pasiennya pergi ke laut guna menyembuhkan berbagai penyakit.
Air laut dipercaya mengandung berbagai mineral di antaranya, sodium, klorida, sulfat, magnesium, dan kalsium. Karena itu, mandi di laut sangat dianjurkan buat mereka yang memiliki masalah kulit, seperti eksim, psoriasis, serta kondisi yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh.
Berenang di air laut yang mengandung garam juga baik buat penderita alergi rumput kering, sinusitis, dan masalah pernapasan. Air laut juga bersifat menenangkan, meditatif, dan mampu mengurangi stres, seperti dilansir dari.
Bila berenang dalam air yang kondisinya dingin, reseptor temperatur di bawah kulit akan aktif, lalu melepaskan beberapa hormon, seperti adrenalin, endorfin, dan kortisol, sehingga memicu peningkatan produksi dopamin dan serotonin.
Sering berendam di air yang dingin juga akan meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi gejala radang sendi. Mandi air laut disebut juga dengan balneotherapy.
Seorang dokter Inggris di abad ke-18, Richard Russel, bahkan menganjurkan untuk meminum air laut. Tapi kondisi air laut sekarang tentu tak sebaik tiga abad lalu karena makin tingginya polusi.