Kuliner Mie Badai dan Bakso Banjir di SPBU Probolinggo
Ketika pandemi Covid-19 merebak dan para pebisnis kuliner sedang tiarap, justru kafe dan resto di Jalan Mastrip, Kota Probolinggo ini baru dirilis. Menyajikan menu utama mi dan bakso, kafe dan restoran bernama Hujan Panas berdiri di kawasan Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU).
Resto dan kafe tersebut sangat bersabahat terhadap mereka yang tidak merokok dan ingin bebas gangguan asap rokok. Maklum usaha kuliner itu berdiri di kompleks SPBU yang masuk wilayah tak boleh merokok.
“Selain menyajikan mi dan bakso, juga minuman, kami berusaha bersabahat dengan lingkungan seperti larangan merokok di kafe,” kata Fleuri Paramita Aprianti, owner Kafe dan Resto Hujan Panas, Selasa, 12 Januari 2021.
Termasuk nama Hujan Panas sengaja mengusung kondisi lingkungan (cuaca) di Indonesia. “Di Indonesia kan cuacanya ada dua, hujan dan panas,” katanya.
Meski mengusung dua menu mi dan bakso, nama-nama menu pun aneh-aneh yang semunya merujuk ke cuaca. Di antaranya, Mie Badai, Mie Kuah, dan Bakso Gurih Banjir dan Manis Banjir serta Mi Cokelat. Minumannya mengacu pada jenis buah-buahan seperti, nama es krim cokelat, stroberi dan vanila.
Mita, panggilan akrab Fleuri Paramita Aprianti mengaku, sempat menekuni bisnis kuliner saat masih kuliah S-2 di University Kebangsaan Malaysia. Kini, alumnus S-1 Teknik Kimia, ITB Bandung itu sedang menyelesaikan S-3 di Notthingham Business School, Inggris.
“Mumpung masih kuliah daring di S-3 dan ada pandemi, saya membuka usaha kuliner yang sudah tertunda setahun ini,” katanya.
Sebenarnya, Flueri hendak membuka kafe dan restonya setahun lalu tetapi dibatalkan karena pandemi Covid-19 merebak di negeri ini. “Sambil menunggu pandemi Covid-19 berakhir, saya nekat membuka kafe mulai Senin kemarin,” katanya.
Meski bernama kafe dan resto, perempuan kelahiran Jakarta, 33 tahun lalu itu mengatakan, harga makanan dan minuman di tempatnya familier. “Dengan Rp10.000 hingga Rp12.000, pembeli bisa mendapatkan mi sekaligus minuman,” katanya.
Advertisement