Kuliner Ekstrem Uyah Asem Tawon Ndas Dipercaya Tambah Vitalitas
Tawon ndas (lebah kepala) menjadi momok bagi sebagian orang. Karena tidak sedikit yang sudah menjadi korban sengatan lebah yang satu ini. Di Banyuwangi, tawon ndas justru menjadi kuliner yang sangat diminati. Meski terkesan ekstrem namun rasa kuliner tawon ndas sangat nikmat dan mempunyai cita rasa yang khas. Selain itu, kuliner ini dipercaya bisa menambah vitalitas.
Tawon ndas bisa dinikmati mulai yang masih berbentuk larva hingga yang sudah dewasa. Sama-sama tidak kalah nikmatnya. Namun tidak sedikit penikmat tawon yang justru lebih suka tawon ndas yang sudah dewasa yang sudah berwarna hitam dan sudah lengkap dengan sayapnya.
“Kalau yang sudah dewasa itu rasanya lebih crunchy, seperti lebih krispy gitu saat digigit,” ungkap salah seorang penikmat kuliner tawon ndas, Rizky Manunggal, 31 tahun, warga Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi, Selasa, 12 Oktober 2021.
Tawon ndas biasanya dimasak bumbu uyah asem, semacam sup khas Banyuwangi. Uyah asem menggunakan bumbu ranti, sejenis tomat khas Banyuwangi, dan irisan kecombrang yang beraroma segar. Kombinasi bumbu ini membuat rasa tawon terasa lebih nikmat setiap gigitannya
Rizky menambahkan, kuah uyah asem terasa segar dan menghangatkan tubuh. Rasa asam dari ranti dan aroma khas kecombrang yang cukup dominan semakin menambah selera. Perpaduan segarnya ranti, aroma segar kecombrang dan rasa khas tawon ndas manghasilkan rasa yang membuat penikmatnya ketagihan.
“Rasanya semakin lengkap dengan tambahan sambal yang rasanya nendang,” jelasnya.
Wisata kuliner yang menyediakan menu uyah asem tawon ndas adalah Warung Umyah Madang. Warung ini berada di Jl. Raya Lijen, Desa Paspan Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur. Selain tawon ndas, juga ada tawon sruk yang biasa bersarang di dalam tanah dan tawon nyayang yang umumnya bersarang di pohon kelapa. Dua jenis tawon ini juga tidak kalah ekstrem dengan tawon ndas.
“Kalau tawon ruwan (tawon madu) kami tidak menyediakan, kata orang kurang ekstrem,” ujar pemilik Warung Umyah Madang, Rizal Pahlevi, 34 tahun sambil tersenyum.
Tawon ndas, tawon sruk dan tawon nyayang tergolong jenis lebah yang cukup sulit ditemukan. Rizal mengaku sudah memiliki penyuplai khusus yang biasa berburu 3 jenis tawon tersebut di wilayah pedalaman bahkan sampai ke hutan.
Sehingga meskipun bahan baku tawon tidak mudah ditemukan, Rizal mengaku menu uyah asem tawon ndas selalu tersedia setiap hari. Pengunjung bisa datang ke warung antara pukul 09.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB setiap hari.
“Insya Allah setiap hari selalu tersedia. Sudah ada yang menyuplai tawonnya,” ungkapnya.
Meskipun bahan bakunya tidak mudah didapatkan, namun kuliner ekstrem tawon ndas ini dipatok cukup murah. Satu porsi uyah asem tawon ndas hanya dipatok seharga Rp25 ribu. Itu pun sudah lengkap dengan nasinya.
Pria yang juga Kepala Desa Paspan ini menyebut, ide menjual menu tawon ndas ini berawal dari ayahnya yang sangat menyukai menu uyah asem tawon ndas. Selain itu tradisi orang osing, kata dia, biasanya kalau ada kegiatan kumpul-kumpul atau begadang biasanya menyediakan menu tawon ndas.
“Ayah saya ingin berbagi kesenangan dengan menikmati menu tawon ndas ini. Makannya Kita munculkan menu tawon ndas ini sebagai salah satu menu andalan kami,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Rizal menyebut, menu tawon ndas dipercaya memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dan bisa menambah vitalitas pria. Sehingga menu kuliner yang satu ini sangat banyak peminatnya.
“Konon dengan mengonsumsi tawon ndas ini bisa meningkatkan vitalitas,” pungkasnya.