Kuliah D3 Keperawatan Terbaik di Surabaya? Ya di UNUSA
Perkembangan jaman yang semakin maju dan modern telah merubah pola hidup manusia. Kemajuan teknologi membuat manusia kurang bergerak karena segala aktifitas serba mekanis memakai mesin. Pola makan juga cenderung serba instan memanfaatkan teknologi pangan yang padat zat kimia.
Seiring dengan itu maka pola penyakit juga mengalami perubahan cenderung ke arah yang sifatnya degeneratif. Berbagai penyakit yang sering disebut fenomena penyakit jaman modern, seperti jantung, hipertensi, diabetes, gagal ginjal, dan kanker. Ironinya, masyarakat modern justru datang berobat ketika sakitnya sudah parah atau pada stadium akhir.
Dengan adanya kondisi demikian, maka program perawatan paliatif telah menjadi kebutuhan masyarakat. Perawatan paliatif adalah model perawatan kepada pasien yang penyakitnya sudah tidak responsif terhadap pengobatan kuratif atau singkatnya sudah tidak dapat disembuhkan secara medis karena sudah stadium akhir.
Bentuk perawatan ini berkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala penyakit dan yang ditangani bukan hanya pasien tapi juga keluarganya. Kampus harus dapat menjawab tantangan kebutuhan masyarakat ini dengan mencetak tenaga perawat yang memiliki kompetensi up to date, agar pasien-pasien yang sakitnya sudah stadium akhir dapat ditangani dengan baik.
Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) sebagai salah satu Jurusan Keperawatan terbaik di Surabaya selalu responsif terhadap perkembangan jaman sehingga juga sedang mengembangkan perawatan paliatif. Program ini didukung oleh dosen-dosen dari Poli Paliatif RSU Dr. Soetomo yang ikut mengajar di Prodi D3 Keperawatan UNUSA.
Ketua Program Studi D3 Keperawatan UNUSA, Farida Umamah, S.Kep.,Ns.,M.Kep mengatakan, "Saat ini rumah sakit yang ada Poli Paliatifnya di Surabaya hanya RSU Dr. Soetomo. Oleh karena itu kami melibatkan dosen Poli Paliatif RSU Dr. Soetomo dalam mengembangkan Keperawatan Paliatif di kampus."
Apalagi keunggulan Prodi D3 Keperawatan UNUSA?
1. Keperawatan Medikal Bedah
Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan UNUSA dibekali dengan kemampuan Keperawatan Medikal Bedah yaitu pelayanan profesional berdasarkan ilmu dan teknik keperawatan berbentuk pelayanan komprehensif bio-psiko-sosial-spritual terhadap pasien yang alami gangguan fisiologis. Masalah ini lazim terjadi pada orang dewasa meliputi gangguan fungsi tubuh pada sistem cardio vasculer, penginderaan mata, pecernaan, dan urologi akibat infeksi, trauma, dan penyakit degeneratif.
Melalui keperawatan medikal bedah ini mahasiswa disiapkan menjadi perawat yang memberikan pelayanan dengan memandang pasien secara menyeluruh dari aspek bio-psiko-sosial-spritual.
Keperawatan Medikal Bedah tidak bisa lepas dari adanya perubahan dan tren jaman seperti teknologi kesehatan, variasi penyakit, dan teknik Keperawatan. Adanya perubahan yang terjadi menuntut juga peningkatan pelayanan asuhan keperawatan. Oleh karena itu mahasiswa Prodi D3 Keperawatan UNUSA juga dibekali dengan mata kuliah herbal yang sesuai perubahan jaman.
2. Menerapkan Keperawatan yang Islami
Sebagai perguruan tinggi milik jam’iyah Nahdlatul Ulama maka UNUSA konsisten menanamkan nilai-nilai Islam dalam kurikulum dan pengajarannya. Sesuai dengan ciri khas UNUSA tersebut maka Prodi D3 Keperawatan juga menyelipkan tuntunan dan syariat islam disetiap mata kuliahnya.
Salah satu contohnya yaitu di mata kuliah maternitas. Pada mata kuliah ini diajarkan amalan doa-doa untuk ibu hamil, doa untuk ibu menyusui, doa untuk ibu yang mau bersalin, dan lain sebagainya.
3. Praktek dan Pelatihan Lengkap
Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan UNUSA betul-betul disiapkan agar memiliki skill dan kompetensi terbaik. Oleh karena itu, pembelajaran di Prodi D3 Keperawatan lebih banyak melakukan praktek dari pada pembelajaran teori. Untuk itu sudah difasilitasi keberadaan laboratorium milik sendiri yang lengkap, seperti Medikal Bedah, Maternitas, Komunitas, Jiwa, Gadar, Biomedik, Anak, dan Dasar. Disamping itu juga melakukan pembelajaran praktek di RSU Dr. Soetomo yang bisa digunakan untuk segala macam kompetensi praktek.
Mahasiswa Keperawatan UNUSA juga dapat praktek di dua rumah sakit milik sendiri, yakni Rumah Sakit Islam (RSI) A. Yani Surabaya dan RSI Jemursari Surabaya, serta rumah sakit terkemuka di Surabaya lainnya seperti Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya, Rumah Sakit Haji Surabaya, Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL). Sedangkan lokasi tempat praktek komunitas Prodi D3 Keperawatan UNUSA dilakukan pada wilayah Wonokromo dan Karah di Kota Surabaya.
Selain itu, untuk lebih meningkatkan lagi skill dan kompetensinya, mahasiswa juga dibekali pelatihan asuhan keperawatan nonfarmakologis seperti Pelatihan PPGD (Pelatihan Penanganan Gawat Darurat), BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life Support), Pelatihan Bekam, dan lain-lain.
4. Diberi Mandat Mengelola RPL oleh Kemenristekdikti
Pada tahun ini Prodi D3 Keperawatan UNUSA adalah salah satu dari dua kampus swasta di Indonesia yang diberi mandat oleh Kemenristekdikti dan Kemenkes untuk mengelola program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan masa studi 2 semester.
"Tahun ini hanya UNUSA dan Unipdu, kampus swasta yang ditunjuk berdasarkan SK Kemenristekdikti untuk mengelola RPL. Jadi RPL ini hanya bisa diselenggarakan oleh universitas terpilih," kata Farida.
Dalam hal penerimaan mahasiswa baru, ada dua jalur yang bisa dipilih bagi calon mahasiswa yang ingin kuliah di Prodi D3 Keperawatan UNUSA.
Pertama, melalui jalur reguler yang ditujukan bagi calon mahasiswa lulusan SMA yang belum pernah menempuh pendidikan di bidang keperawatan.
Kedua, jalur masuk kelas sore bagi lulusan SPK. Jalur kuliah sambil kerja ini merupakan kerja sama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Surabaya. Diselenggarakan sore hari agar bisa diikuti pegawai-pegawai lulusan SPK yang ingin melanjutkan studi D3 Keperawatan.
5. Mahasiswa Berprestasi
Pada tahun 2016, mahasiswa Prodi D3 Keperawatan UNUSA berhasil meraih hibah dari Program Kewirausahaan Mahasiswa (PKM) yang diselenggaran oleh Dikti dengan produknya yang bernama Teh Pare Insulin Like.
Pare yang biasanya hanya digunakan untuk lalapan ini disulap oleh lima mahasiswi UNUSA menjadi teh celup yang baik dikonsumsi oleh penderita diabetes. Pasalnya, Pare memiliki kandungan karantin yang bisa sebagai stimulan bagi sel beta di pankreas agar dapat menghasilkan lebih banyak insulin.
Kelima mahasiswi itu adalah Dina Fitriyah Rahayu, Siska Wahyuningsih, Dwiko Resyta Delimasari, Fatimatuz Zahroh, dan Lisnawati Eka Yuniati.
Selain itu, alumni Prodi D3 Keperawatan telah terbukti siap kerja. Bahkan di luar negeri. Salah satu contohnya adalah alumni yang bernama Zulkifli. Tak hanya berkerja sebagai perawat di Kuwait, namun ia pernah menjadi Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Kuwait dan sekarang menjadi pembinanya. (adv/frs)
Advertisement