Pengukuhan Paskibraka, Bupati Jember Tidak Melarang Pakai Hijab
Bupati Jember Hendy Siswanto mengukuhkan 73 anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka), di Aula PB Sudirman, Kamis, 15 Agustus 2024. Pada kesempatan itu, Hendy Siswanto menegaskan, tidak ada larangan memakai jilbab bagi para anggota Paskibraka.
Hendy Siswanto mengapresiasi 73 pelajar yang terpilih menjadi pasukan Paskibraka dalam upacara dalam memperingati HUT RI pada tanggal 17 Agustus 2024 mendatang, yang akan digelar di lapangan Jember Sport Garden (JSG). Hendy Siswanto berharap seluruh anggota Paskibraka tak sekadar mampu mengibarkan bendera pusaka.
Tetapi, mereka harus mampu memberikan contoh baik kepada pelajar lainnya pasca purna tugas. Sebab, dalam pundak Paskibraka terdapat konsekuensi moral, dalam upaya mempertahankan NKRI.
“Setelah Purna, saya berpesan Paskibraka memberikan contoh yang baik bagi lingkungan dan saling menghargai,” ujarnya.
Selain itu, Hendy berharap seluruh Paskibraka Jember terus mengasah kemampuan dalam meniti kariernya. Namun, saat telah sukses Hendy berharap mereka kembali ke Jember. Sebab, Jember membutuhkan orang-orang yang disiplin seperti yang dicontohkan Paskibraka.
Pada kesempatan itu, Hendy Siswanto juga menyinggung isu larangan memakai jilbab bagi Paskibraka. Hendy secara pribadi mengaku senang terhadap jilbab. Apalagi jilbab memang telah menjadi kebiasaan di Indonesia.
“Saya berharap tidak ada perubahan. Paskibraka di Jember tetap memakai Jilbab. Selama ini memakai jilbab telah biasa dilakukan di negeri kita. Makanya di Jember harus tetap sama memakai jilbab seperti biasa,” pungkasnya.
Ketua Purna Paskibraka Kabupaten Jember, Septhayoga mengatakan, isu larangan memakai jilbab bagi Paskibraka yang beredar di tingkat nasional tidak berpengaruh terhadap Paskibraka yang ada di Jember. Sejauh ini tidak ada larangan memakai jilbab.
Paskibraka di Jember diberikan kebebasan memakai jilbab maupun tidak. Sebab, ada dua perempuan Paskibraka Jember yang beragama non Islam.
“Paskibraka di Jember yang sekarang terdapat dua perempuan beragama non Islam. Jadi diberikan kebebasan mau memakai jilbab atau tidak memakai jilbab, disesuaikan dengan keyakinan masing-masing,” tandasnya.
Secara pribadi, Yoga menyatakan menolak aturan yang melarang memakai jilbab tersebut. Sebab, larangan tersebut berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Jaminan dalam Paskibraka sendiri salah satunya adalah bhinneka tunggal ika. Sehingga dibebaskan melakukan hal sesuai dengan keyakinan masing-masing,” pungkasnya.