Ikan Patin Ternyata Bisa untuk Olahan Brownies Juga, Ini Buktinya
Bermula dari sekedar coba-coba, kue brownies bikinan Yoeni Tri Susanti 49 tahun ternyata banyak disuka dan laku di pasaran. Ini dikarenakan bahan kue brownies yang dibuatnya sangat berbeda dengan kue brownies pada umumnya. Tidak hanya sekedar manis, kue brownies buatan Yoheni juga mengandung banyak gizi dan omega tiga.
Maklum, kandungan gizi dan omega tiga tersebut berasal dari ikan patin yang digunakanya sebagai bahan dasar membuat kue brownies ini. Karena berbahan ikan patin, kue olahan ini kemudian diberi nama Brownies Patin. Kue Brownies ikan patin dijual dengan harga bervariasi tergantung besar kecilnya ukuran. Ukuran kecil, dijual Rp 15 ribu. Ukuran besar Rp 30 ribu.
"Ide untuk membuat kue ini didapat setelah mengikuti pelatihan di Kepanjen Malang. Sepulang mengikuti pelatihan di Malang kemudian coba membuat kue brownies berbahan dari ikan patin. Butuh tiga kali mencoba dan akhirnya berhasil," ceritanya.
Agar esensi rasa daging ikan patin tetap terasa, komposisi antara daging dengan tepung terigu dibuat sama seimbang. Agar dapat menyatu dengan tepung terigu daging ikan patin harus dikukus dulu, digoreng sangan tanpa minyak. Selanjutnya telur, tepung roti dan daging ikan patin dicampur dicampur menjadi satu. Kemudian dioven selama 30 menit.
"Komposisi tepung terigu roti dan ikannya 50:50. Cuma kalau mentah kalau langsung diolah amis. Ini dikukus. Kalau dikukus teksturnya lebih lembut," papar warga Dusun Swalo Desa Sambirejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri ini.
Yoeni bercerita, roti brownies buatannya ini pernah diuji di laboratorium di salah satu perguruan tinggi negeri Surabaya. Perguruan tinggi ini juga menjadi tempat anak perempuannya berkuliah. Hasil uji laboratorium menyebut ternyata dalam kandungan roti tersebut mengandung banyak gizi.
Selain melayani pesanan di rumah, Yoeni juga dibantu oleh anaknya untuk memasarkannya melalui sistem online. Dari penjualan melalui online, ia banyak melayani pesanan dari luar daerah seperti Kertosono dan Mojokerto.
Kini, setelah kue brownies ikan patin sudah mulai dikenal oleh masyarakat, Yoeni kemudian berinovasi kembali untuk membuat krupuk samiler dan dawet berbahan ikan patin. Krupuk samiler ikan patin dijual kemasan seharga Rp10 ribu. Sementara dawet ikan patin dibandrol lebih murah cuman Rp5 ribu per bungkus.
"Saya kan kader posyandu, balita kan sulit makan ikan. Bagaimana caranya agar anak anak itu suka tertarik terhadap produk olahan ikan bergizi, lalu dibuat dawet ikan patin," ungkapnya.
Yoeni sering mengikuti event bazar maupun pengenalan produk UMKM dari Dinas Perikanan dan Dinas Koperasi. Momen itu kemudian ia manfaatkan sebagai ajang promosi produk makanan maupun minuman produksinya.
Dari tiga produk makanan dan minuman yang ia buat, semuanya berbahan ikan patin. Di antaranya krupuk samiler, dawet dan kue brownies. Ternyata yang paling laku dijual dan banyak peminatnya ternyata brownies ikan patin.
"Terkadang ada pengunjung yang datang terus ngincipi cocok akhirnya beli, 200 kotak untuk keperluan hajatan. Paling ramai satu hari bisa 500 pesanan tapi kalau sepi bisa hanya 25 kotak saja saja," kata dia.