Kudeta Sudan, Klaim Tentara Vs RSF Kuasai Istana Presiden
Kudeta Sudan. Terjadi pertempuran antara tentara dan kelompok paramiliter disebut Rapid Support Forces (RSF). Sudan telah dijalankan oleh para jenderal sejak kudeta menggulingkan presiden otoriter lama, Omar al-Bashir, pada 2019.
Dikutip dari BBC, RSF dipimpin oleh mantan pemimpin milisi Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, lebih dikenal sebagai Hemedti. Dia telah menjadi wakil pemimpin Dewan Kedaulatan yang berkuasa di Sudan, dipimpin oleh Jenderal Angkatan Darat Abdel Fattah al-Burhan, sejak 2019.
RSF menuduh tentara melakukan plot oleh loyalis mantan orang kuat Presiden Omar Hassan al-Bashir yang digulingkan pada 2019 dan mencoba melakukan kudeta sendiri.
Juru bicara angkatan bersenjata Sudan mengatakan kepada Al Jazeera, Brigadir Jenderal Nabil Abdallah mengatakan ada banyak pasukan RSF di markas TV di Khartoum. Dia menegaskan bahwa tentara akan menanggapi setiap tindakan "tidak bertanggung jawab".
Jenderal Abdel-Fattah Burhan, memegang kendali militer tertinggi di Sudan, telah mengangkat kembali dirinya sebagai kepala badan pemerintahan sementara yang dikelola militer.
Warga Sipil Jadi Korban
Pada Minggu, 16 April hingga Senin, 17 April 2023 dini hari waktu setempat, RSF mengklaim telah menduduki lokasi di Ibu Kota Khartoum. seperti istana kepresidenan dan kota Omdurman yang bersebelahan, serta di wilayah barat Darfur dan Bandara Merowe di utara negara itu.
Saat ini, pertempuran sudah memasuki hari ketiga. Kedua belah pihak berseteru mengklaim menguasai situs-situs penting di ibu kota Khartoum, tempat warga berlindung dari ledakan. Di sisi serikat dokter mengatakan hampir 100 orang telah tewas dan jumlah orang yang terluka diperkirakan mencapai 1.100 orang.
Konfrontasi besar antara RSF dan tentara dapat menjerumuskan Sudan ke dalam konflik yang meluas di tengah perjuangan melawan kehancuran ekonomi dan kekerasan suku. Kondisi saat ini juga dapat menggagalkan upaya menuju Pemilu.