Kuatkan Ideologi Muhammadiyah, Ini Anjuran Muhadjir Effendi
Membuka Pengajian Bulanan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ketua PP Muhammadiyah Muhadjir Effendi menyampaikan rasa syukurnya atas keberhasilan tujuh kader Muhammadiyah dalam meraih medali emas bagi Indonesia pada perhelatan Asian Games 2018.
"Malam ini saatnya kita bersyukur, baik sebagai tuan rumah atau sebagai kontingen yang meraih prestasi luar biasa, sehingga kita menjadi semakin percaya diri menjadi bagian dari warga dunia ini," ujar Muhadjir di mimbar Aula KH Ahmad Dahlan Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, tadi malam.
Dalam pengajian yang membawa tema "Matahari-Matahari Bangsa: Perjuangan Meraih Medali Emas Asian Games" tersebut. Hadir sebagai narasumber pasangan muda Iqbal Candra Pratama dan Sarah Tria Monita, atlet Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang berhasil menyumbang medali emas Asian Games 2018 bagi Indonesia beserta dua orang pelatihnya yakni Roni Syaifullah dan Abbas Akbar yang juga merupakan pendekar Tapak Suci Muhammadiyah.
"Kita ini bangsa besar, berkemajuan saja yang belum. Jadi tugas kita adalah mempercepat kemajuan itu. Sesuai kredo Indonesia berkemajuan, istilah Kiai Dahlan yan disitir oleh Bung Karno. "
"Kita bersyukur karena mengalami lompatan prestasi. Di Asean Games sebelumnya kita hanya meraih 4 medali emas dan berada di ranking 17. Sekarang kita meraih 31 medali emas dan menempati posisi 4 melampaui target yang hanya 10 besar. Sumbangan paling besar dari pencak silat. Dari 12 emas cabang pencak silat, 5 emas diraih oleh kader Muhammadiyah," ujar Muhadjir.
Rasa syukur yang diungkapkan oleh Muhadjir lebih-lebih karena peran kader Muhammadiyah yang terus berbicara banyak dalam prestasi Indonesia di kancah dunia.
"Kalau melihat sejarah misalnya, ada Ir Juanda, kader Muhammadiyah yang melalui Deklarasi Juanda, jasanya tidak hanya untuk Indonesia tapi juga buat dunia. Akan tetapi sayangnya, pengetahuan sejarah kader Muhammadiyah masih kurang," ungkapnya.
Perlu Digencarkan
Memandang generasi muda Muhammadiyah yang dianggapnya kurang mengenal doktrin dan sejarah Muhammadiyah, Muhadjir menganggap bahwa Tapak Suci Muhammadiyah merupakan salah satu media yang efektif untuk menanggulangi gejala itu.
"Tapak Suci adalah organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah yang paling luwes. Bisa diterima di manapun. Saya jujur, menjadi Muhammadiyah karena Tapak Suci," ungkap Muhadjir.
“Saya merasa pembentukan karakter di Tapak Suci sangat bagus. Juga tentang indoktrinasi kemuhammadiyahan, karena sebelum latihan selalu dibaca. Itu kelebihan Tapak Suci dibandingkan dengan ortom yang lain," imbuh Muhadjir.
Muhadjir memandang bahwa penguatan ideologi kemuhammadiyahan penting karena sejalan dengan tujuan mempercepat kemajuan bangsa.
"Kita ini bangsa besar, berkemajuan saja yang belum. Jadi tugas kita adalah mempercepat kemajuan itu. Sesuai kredo Indonesia berkemajuan, istilah Kiai Dahlan yan disitir oleh Bung Karno. Muhammadiyah punya tanggung jawab besar untuk terus membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju," tutupnya. (adi)
Advertisement