Kronologi Ketika Habib Rizieq Berdoa di Lubang Yang Salah
Saat prosesi pemakaman jenazah KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) dilakukan di pemakaman Ma'la, ternyata Habib Rizieq Syihab sempat berdoa di dekat lubang jenazah yang salah.
Rizieq salah lubang doa ini diceritakan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel, Rabu 7 Agustus 2019. Menurut Agus, proses pemakaman KH Maimoen Zubair saat itu dipadati banyak jemaah.
Tampak di antara para jemaah adalah Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab. Sama seperti beberapa jemaah lainnya, Rizieq sudah menunggu di dekat lubang tanah di pemakaman Ma'la. Padahal di pemakaman itu ada beberapa lubang karena memang ada beberapa jenazah yang hendak dimakamkan.
Saat itulah muncul kejadian unik yang bermula ketika ada sebuah jenazah yang datang ke pemakaman Ma'la. Habib Rizieq dan beberapa jemaah dengan antusias menyambut jenazah itu, padahal jenazah itu berpenutup kain biru. Sedangkan Jenazah Mbah Moen berpenutup kain hitam seperti jubah kebesaran Saudi.
Selain menyambut jenazah yang salah, beberapa jemaah termasuk Rizieq juga mendoakan jenazah yang salah karena Rizieq memang berada di dekat lubang yang salah.
"Saya lihat MRS (Muhammad Rizieq Shihab) memang hadir sejak awal dan berkerumun di lubang yang salah. Saya tahu nomer lubang karena yang mengurus di Provinsi Mekah adalah tokoh NU Saudi yaitu, KH Dr Fahmi, Dr Fahmi lah yang menemui pejabat provinsi Mekah dan dipastikan Mbah Moen dimakamkan di posisi yang sangat strategis di kompleks Ma'la," kata Agus Maftuh.
"Ketika saya menunggu di pemakaman Ma'la dengan para staf KBRI, memang datang jenazah dengan tutup kafan warna biru yang langsung dikerubuti oleh banyak jemaah di situ. Para jemaah memang saya lihat sudah bersiap-siap di beberapa lubang pemakaman di kiri kanan penuh sesak. Penutup jenazah Mbah Moen adalah warna hitam seperti jubah kebesaran Saudi," ujarnya.
Agus mengaku membiarkan saja beberapa jemaah termasuk Rizieq yang berdoa dan berada di dekat lubang yang salah.
Ketika jenazah asli Mbah Moen datang, barulah Agus bersama beberapa jemaah yang sudah menunggu menggotongnya masuk ke pemakaman.
Agus sendiri mengaku ikut menggotong jenazah Mbah Moen, bersama dua santrinya bernama Muhlisin dan KH Syarif Rahmat.
Saat prosesi pemakaman Mbah Moen ini, ada juga kejadian tak biasa ketika tiba-tiba ada yang membacakan talkin tanpa diminta. Apalagi talkin yang dibacakan talkin pendek yang bukan khas pesantren.
"Setelah selesai pemakaman, saya lihat ada orang yang membacakan talkin tanpa diminta. Dalam tradisi NU, kalau ada kiai besar wafat jarang ditalkin, dan kalaupun ditalkin harus dilakukan oleh seorang kiai yang selevel. Sebenarnya ini sangat tidak etis dan 'kewanen' terlalu berani dan su'ul adab (tak etis), apalagi talkin-nya model 'reguler'," kata Agus.
Usai pembacaan talkin, Habib Rizieq tiba-tiba membaca doa dengan suara keras. Setelah Rizieq membaca doa itulah, baru Agus dan Menteri Agama kemudian melanjutkan prosesi pemakaman dengan membacakan doa bersama para jemaah lainnya.
"Ini ketidak etisan. Saya heran ada orang tanpa koordinasi memposisikan diri sebagai pembaca doa. Dalam tradisi NU, ulama kalau disuruh berdoa masih memakai budaya ewuh-pakewuh, yang senior biasanya yang didorong berdoa. La ini kok ada yang main serobot doa, padahal yang dimakamkan adalah seorang ulama yang sangat dihormati oleh Umat Islam di Indonesia," kata Agus.