Kronologi Kaburnya Anak SD di Surabaya yang Lolos Penculikan
Nur Paini, 54 tahun, ibu MI, 12, tahun, korban percobaan penculikan siswa SD Jemur Wonosari akhirnya buka suara. Ia bercerita mengenai kronologi kaburnya anaknya dari para penculik.
Berdasarkan cerita anaknya, kata Nur, korban berhasil kabur setelah ketiga orang yang menangkapnya lengah. Yakni, satu orang memegang stir mobil, satu pelaku turun untuk menelepon, satu lagi yang berada di sebelahnya bermain ponsel.
Tak hanya itu, satu pintu mobil yang ada di samping korban juga terbuka. Karena kelengahan para pelaku itulah, MI memanfaatkan momen tersebut untuk keluar dari kendaraan.
"Pintu kan terbuka (sisi belakang kiri), pelaku satu asyik bermain handphone, satu orang nyetir dan satu pelaku turun. Jadi tanpa pengawasan. Mungkin disuruh jaga, malah bermain handphone. Dia (korban) langsung lari," kata Nur, Kamis, 21 Oktober 2021.
Setelah berhasil keluar dari kendaraan pelaku, korban kemudian berlari menuju rumahnya, dengan melewati SMP 13. Saat kabur, MI melalui gang kecil yang biasa ia lewati ketika pulang sekolah.
Sesampainya di rumah, anak berkacamata itu langsung menceritakan proses dirinya diculik hingga kabur kepada orang tuanya. Saat bercerita ke ibunya, korban menangis hingga terisak.
"Pas sampai rumah, nangis, kayak sampai mau pingsan saking tegangnya. Saya enggak menduga kalau anak saya mau diculik,” jelasnya.
Korban bercerita, saat lari dari mobil pelaku, satu orang sempat mengejarnya, namun kehilangan jejak. MI juga mengaku sempat terjatuh hingga bibirnya berdarah, dan menetes di bajunya.
“Sempat keluar dikejar orang satu, makanya dia itu jatuh. Tapi dia gak mau teriak karena ketakutan," kata dia.
Mengenai identitas pelaku, kata Paini, anaknya sama sekali tidak mengenalinya. Ia hanya tahu, semuanya penculik itu pria, dengan kisaran umur 40 hingga 45 tahun, dua orang pendek, satu lagi tinggi.
"Perkiraan usia ya 40 sampai 45 tahun, perkiraan yang dua pendek, yang satu agak tinggi, botak, (kulitnya) putih. Kata anak saya gitu,” ucapnya.
Atas kejadian tersebut, Paini mengaku bingung ada orang yang mencoba menculik anaknya. Sebab, korban tergolong anak yang tidak pernah keluar rumah selain untuk mengaji dan les.
“Anak saya enggak pernah keluar. Paling keluar mengaji, les, sudah. Anaknya di rumah aja. Enggak pernah ada masalah sama sekali," ujarnya.
Sebelumnya seorang anak kecil yang masih duduk di sekolah dasar di Surbaya, nyaris menjadi korban penculikan, pada Selasa, 19 Oktober 2021, kemarin. Kejadian tersebut sudah dilaporkan keluarga korban ke Polrestabes Surabaya.
Kejadian tersebut bermula ketika korban, yakni MI, 12 tahun, siswa kelas 6 Sekolah Dasar Jemur Wonosari 1 hendak pulang, usai mengikuti pelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Saat itu, MI dihampiri oleh sebuah mobil berwarna hitam yang berisikan tiga orang pria dewasa. Salah satu dari mereka sempat turun dari kendaraan, dan menanyakan pom bensin terdekat kepada korban.
Ketiga orang di dalam mobil tersebut, dua diantaranya berbadan tinggi tegap, sedangkan satu lagi pendek. Mereka menggunakan masker dan berlogat Jawa ketika berbicara.
“MI cerita, (dihampiri) mobil Alya atau Sigra gitu, warna hitam. Orangnya tiga, satu orang turun (dia) ditanya. 'Dik pom bensin endi',” kata Agus Riyanto, penjaga sekolah yang mendapatkan cerita dari korban.
Menjawab pertanyaan pelaku, siswa asal Jalan Wonosari Gang Buntu tersebut pun menunjukannya. Namun, belum selesai bicara, mulut korban ditutup, dan dimasukan ke dalam mobil.
“Ditunjukkan sama MI, lurus Pak nanti jalan raya belok kiri nanti ada pom bensin' setelah ngomong gitu, anaknya ditarik. Lalu mulutnya ditutup, ditarik dalam mobil," jelasnya.
Advertisement