Kritik Retorika Anti-Islam Politisi Prancis, Ini Sikap OKI
Sekretariat Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Hadi Soleimanpour mengutuk serangan dan hasutan yang berkelanjutan terhadap sentimen Muslim dan penghinaan terhadap Nabi Muhammad.
Pernyataan kelompok ini mengkritisi "wacana dari politisi Prancis tertentu, yang dianggap berbahaya bagi hubungan Muslim-Prancis, menyebarkan kebencian dan hanya melayani kepentingan politik partisan."
Dalam pernyataannya, kelompok ini "akan selalu mengutuk praktik penistaan dan penghinaan Nabi umat Islam, Kristen, dan Yahudi" sebagaimana juga mengutuk kejahatan yang dilakukan atas nama agama.
Ia juga mengecam pembunuhan guru bahasa Prancis Samuel Paty, yang dipenggal Jumat lalu di pinggiran kota Paris, seperti dikutip dari TRT World, Sabtu 24 Oktober 2020.
Pernyataan itu menolak hasutan melawan Islam, simbol-simbolnya, dan mengaitkan Islam dan Muslim dengan terorisme.
Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerang Islam dan komunitas Muslim, menuduh Muslim sebagai "separatisme" dan sebelumnya dia mengatakan bahwa "Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia."
Pernyataannya ini bertepatan dengan langkah provokatif Charlie Hebdo, majalah Prancis sayap kiri yang terkenal karena menerbitkan konten anti-Islam, yang telah menarik kemarahan yang meluas di seluruh dunia Muslim.
Karikatur tersebut pertama kali diterbitkan pada tahun 2006 oleh surat kabar Denmark Jylllands Posten, yang memicu gelombang protes.