Kriteria Kendaraan Pakai Pertalite Digodok, LCGC Haram
Pemerintah melakukan uji coba pembelian Pertalite menggunakan MyPertamina di 11 kota dan kabupaten, per Jumat 1 Juli 2022. Kini draft berisi daftar kriteria kendaraan yang boleh dan yang dilarang pakai Pertalite, sedang disusun.
Kendaraaan Boleh Pakai Pertalite
Badan Pengatur hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkap kriteria kendaraan yang boleh dan juga yang dilarang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite dan Solar subsidi.
Meski begitu, Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman menegaskan kriteria ini baru masuk sebagai draf, jadi masih bisa berubah.
Pertama, ia mengatakan angkutan umum dengan pelat kuning masih boleh menggunakan solar. Namun kondisi berbeda akan ditetapkan pada kendaraan yang membawa barang mewah.
"Kami coba dalam hasil kajian kita, JBT solar kendaraan barang angkutan barang pelat kuning yang membawa sembako kebutuhan. Bagaimana tahunya? Untuk ini kita meminta ada surat rekomendasi dari dinas terkait. Jadi ini bagian subsidi tertutup," katanya dikutip dari detik.com, Jumat 1 Juli 2022.
Aturan menyertakan surat rekomendasi dari dinas terkait juga berlaku untuk kendaraan perikanan dan perkebunan.
Dilarang Pakai Pertalite
Saleh mengatakan, kendaraan yang dilarang membeli Pertalite di antaranya mobil mewah di atas 2.000 CC.
Sementara untuk mobil model baru hingga mewah namun memiliki CC kecil, Saleh mengatakan jika pemiliknya bisa membeli mobil mahal, seharusnya bisa membeli BBM nonsubsidi.
Penggunaan BBM nonsubsidi juga bisanya direkomendasikan dari produsen mobilnya karena bahan bakar tersebut memiliki oktan yang tinggi.
"Kendaraan 1.500 CC, mobil baru, sesungguhnya kalau mampu membeli mobil mahal seharusnya bisa membeli BBM nonsubsidi. Mobil kluster baru dari pabrikan biasanya direkomendasi kan untuk menggunakan oktan tinggi, bisa lebih hemat dan pro lingkungan harapan kami begitu," katanya.
LCGC Haram Pakai Pertalite
Selain itu, mobil LCGC juga 'haram' meminum Pertalite dari lahir. Menurut Didi Ahadi, Head Dealer Technical Support PT Toyota-Astra Motor (TAM) dari pabriknya mobil-mobil jenis LCGC atau low cost green car seperti Toyota Agya dan Toyota Calya didesain untuk menggunakan bensin minimal RON 92. Makanya, LCGC tidak disarankan untuk menggunakan Pertalite.
"LCGC kan kita peruntukkan pakai RON 92 ya. Kita sarankan minimal RON 92," kata Didi.
Toyota Agya memiliki rasio kompresi mesin 11,1:1. Sementara Toyota Calya rasio kompresi mesinnya 11,5:1. Spesifikasi mesin dengan rentang rasio kompresi 10 sampai 11 harusnya menggunakan BBM dengan RON minimal 92, sekelas Pertamax. Sementara Pertalite hanya untuk kendaraan dengan kompresi 9:1 hingga 10:1
"Kalau tidak pakai BBM yang sesuai rekomendasi, pasti emisi gas buangnya akan turun secara kualitas. Kedua, performa juga akan terasa turun. Yang tadinya bisa spontan ngegas, sekarang agak lemot. Karena memang titik bakarnya beda," lanjutnya.
Memaksa menggunakan Pertalite juga akan menyebabkan dampak buruk, pada jangka panjangnya khususnya bensin bisa menimbulkan penumpukan kerak karbon di ruang bakar piston dan dinding silindernya.
Selain itu, anjuran LCGC untuk mengkonsumsi BBM dengan oktan minimal 92 itu tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) nomor 36 tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor Roda Empat Emisi Karbon Rendah.
Dalam pasal 4 butir 6 disebutkan bahwa mobil LCGC menggunakan penandaan informasi penggunaan bahan bakar dengan tingkat paling rendah octane number 92 untuk bensin atau cetane number 51 untuk diesel yang dicantumkan pada penutup tangki bahan bakar bagian dalam dan pojok bawah kaca belakang.
Imbauan untuk mobil LCGC menggunakan BBM oktan minimal 92 juga tercantum dalam Peraturan Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi tinggi nomor 29/IUBIT/PER/9/2014.