Krisis Ukraina Makin Panas, Begini Rencana Penanganan WNI
Pemerintah Indonesia telah mempersiapkan rencana kontijensi bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di Ukraina. Hal itu berdasarkan Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 5 tahun 2018 adalah rencana untuk menghadapi risiko yang telah dipetakan.
“Dengan Ukraina kita telah membangun apa yang dimaksud sebagai rencana kontijensi, untuk mengantisipasi jika ada eskalasi di kemudian hari,” ungkap Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha, dalam keterangan pers, dikutip Jumat 4 Februari 2022.
Dijelaskan Judha, 131 WNI yang berdomisili di Ukraina saat ini terpantau dalam kondisi aman.
“Kondisi saat ini terpantau normal, jumlah WNI kita yang ada di Ukraina saat ini ada 131 orang, tersebar di beberapa kota mayoritas tempat bertempat tinggal di kota Kiev sekitar 78 orang. Memang benar KBRI (Kedutaan Besar RI) telah menyampaikan imbauan, utamanya imbauan tersebut adalah agar melakukan lapor diri dan melakukan pemutakhiran data. Sehingga, data yang dimiliki oleh KBRI merupakan data yang paling aktif,” tambahnya.
Komunikasi Antar-WNI
Menurut Judha, KBRI Kiev juga secara intensif menjalin komunikasi dengan para WNI, serta mengimbau agar tetap waspada dan memperbaharui kabar melalui informasi yang disebar oleh Perwakilan RI.
“Mereka (WNI) tetap tenang dan salah satunya memang karena informasi yang disampaikan KBRI yang kita selalu mengupdate di Whatsapp Group itu-kan. Supaya mereka ter-update dengan situasi terbaru dan tidak terpengaruh dengan informasi yang tidak akurat mengenai situasi di sana,” kata Judha Nugraha.
Judha mengungkapkan, di tengah tensi yang terjadi antara Ukraina-Rusia, upaya perlindungan intensif difokuskan bagi WNI yang berada di Ukraina.
“Dan, memang fokus kita yang mengalami ekslasi itukan memang di wilayah Ukraina-nya. Yang di wilayah Rusia-nya itukan relatif lebih aman dan itukan di wilayah selatan ya. Mayoritas WNI kita di Rusia ada di sekitar Moskow,” terang Direktur PWNI dan BHI.
“Kalau kita lihat terakhir itu sudah ada upaya deeskalasi,” sambungnya.
Pasukan AS di Ukraina
Awal pekan ini Amerika Serikat (AS) mengerahnya sebanyak 3.000 tentaranya di dekat perbatasan Ukraina. Pengiriman pasukan dilakukan AS setelah Rusia menolak menarik 100.000 tentaranya dari perbatasan dengan Ukraina.
Rusia melalui Wakil Menteri Luar Negeri Alexander Grushko menyatakan, langkah itu akan mempersulit kompromi antara kedua belah pihak atas tensi yang terjadi beberapa pekan terakhir.