Krisis Pangan Imbas Invasi Rusia, Ini Kekhawatiran Uni Eropa
Perang Ukraina berimbas pada pelbagai aspek kehidupan. Termasuk di antaranya, terjadinya krisis pangan di Eropa. Inilah yang dikhawatirkan sejumlah negara di Eropa, khususnya yang tergabung dalam Uni Eropa.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan Uni Eropa mengkhawatirkan potensi krisis pangan di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah di wilayahnya.
Ursula tidak segan menuduh Rusia ‘mempersenjatai diri’ bukan saja dengan isu ekspor energi tapi juga dengan pembatasan pasokan makanan.
Rusia, sambung Ursula, menahan ekspor makanan untuk kepentingan dalam negeri. Tidak hanya itu, mereka juga menahan pasokan makanan untuk menaikkan harga global, termasuk memperdagangkan gandum dengan imbalan dukungan politik.
“Tentara Kremlin (Rusia) menyita stok biji-bijian dan mesin. Artileri Rusia membombardir gudang biji-bijian di Ukraina dengan sengaja. Sementara kapal-kapal perang Rusia di Laut Hitam memblokade kapal Ukraina yang berisi gandum dan biji matahari sebagai konsekuensi dari tindakan melakukan ini ada untuk dilihat semua orang,” kata Ursula sebagaimana dilansir Euro News, dikutip Minggu 29 Mei 2022.
Hasilnya, negara-negara yang bergantung 50 persen pasokan makanannya dengan Ukraina, seperti Afrika dan Timur Tengah, melihat ketahanan pangan dalam negeri dalam bahaya.
Krisis Pangan
Sementara itu, Kepala Ekonom dari Food and Agriculture Organization (FAO), Maximo Torero, mengatakan krisis (pangan) akan semakin dalam seiring berjalannya waktu.
“Perhatian utama bagi kami adalah untuk tahun depan. (Perhatian itu) terkait dengan fakta bahwa Rusia adalah pengekspor utama pupuk di dunia. Itu bisa menutup hasil besar (di tempat lain) di dunia,” jelas Torero.
Komisi Eropa telah berulang kali menyatakan bahwa selama ini isu kekurangan pangan tidak menjadi perhatian di sebagian besar negara-negara Eropa, setidaknya untuk jangka pendek. Padahal, negara-negara miskin yang sudah menderita karena Covid-19 dapat lebih menderita akibat perang Rusia.
Rusia menjual lebih banyak gandum daripada negara mana pun di dunia. Pada saat yang sama, konsumsi gandum di dalam negeri pun meningkat.
Gandum Rusia
Tahun 2020, Rusia mempertahankan gelarnya sebagai negara pengekspor gandum terbesar di dunia, menurut data Dinas Pertanian Luar Negeri Departemen Pertanian AS (FAS USDA).
Berdasarkan laporan Oktober 202o, FAS memperkirakan panen gandum Rusia (di luar Krimea) meningkat lima juta ton menjadi 83 juta ton. Potensi ekspor gandum Rusia pada musim 2020/2021 meningkat dari 37,5 juta menjadi 39 juta ton. Sementara AS, yang mengekor di posisi kedua, diperkirakan mengekspor 27 juta ton gandum tahun ini, disusul Uni Eropa dengan 25,5 juta ton.
Advertisement