Krisis Air Bersih di Jember, 950 KK Bergantung pada Bantuan
Dampak krisis air bersih yang terjadi di Kecamatan Patrang, Jember semakin meluas. Setelah sebelumnya Kelurahan Gebang, kini krisis air bersih juga dialami warga Lingkungan Tegal Rejo, Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang.
Krisis air bersih itu sebenarnya sudah mulai dirasakan oleh warga sejak Bulan Februari 2022 lalu. Tercatat warga Kelurahan Gebang yang kesulitan air bersih ada 700 KK. Sementara di Kelurahan Jember Lor tercatat ada 250 KK. Data tersebut masih bisa berkembang.
Kering Sejak Februari
Miati, salah satu warga Lingkungan Tegal Rejo, Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang mengatakan, sejak bulan Februari 2022 lalu, sumur milik warga sudah tidak mengeluarkan air.
Miati yakin, sumur-sumur milik warga tidak mengeluarkan air karena dampak dari dam atau bendungan buatan yang rusak diterjang banjir.
Untuk kebutuhan minum dan masak, selama enam bulan terakhir, warga hanya bergantung kepada air bersih bantuan dari PDAM Jember.
“Sekitar enam bulan warga di sini kesulitan air bersih, rata-rata sumur milik warga di sini kering. Untuk minum saya setiap hari menunggu bantuan, kalau tidak ada bantuan warga sini kebingungan semua,” kata Miati, Selasa, 19 Juli 2022.
Saat bantuan air bersih dari PDAM terlambat, tidak ada pilihan lain bagi warga selain membeli. Air bantuan dari PDAM biasanya datang satu kali tiap dua hari. Bahkan sampai tiga hari baru datang.
Saat bantuan datang terlambat, warga membeli air galon isi ulang dengan harga Rp 5.000 per galon. Warga bisa menghabiskan empat air galon per hari untuk keperluan minum dan masak.
Sementara itu, untuk kebutuhan mandi dan mencuci, warga pergi ke sungai. Meskipun aliran air di sungai yang berada di belakang pemukiman warga cukup kecil.
Miati mengatakan, warga sebenarnya tidak hanya pasrah saat diterpa krisis air bersih. Warga berusaha mengeruk sumur masing-masing agar kembali mengeluarkan air.
Namun, usaha warga ternyata sia-sia. Meski sudah dikeruk hingga kedalaman 16 meter, sumur itu tak kunjung mengeluarkan air. “Rata-rata sumur milik warga di lingkungan ini diperdalam, ada yang kedalaman 12 hingga 15 meter. Sumur punya saya hari ini dikeruk hingga 16 meter, namun sampai sekarang masih belum ada airnya,” lanjut Miati.
Miati dan warga lain yang mengalami kesulitan air bersih terus berharap agar dam atau bendungan yang rusak diterjang banjir segera diperbaiki. Warga yakin, setelah dam itu berfungsi kembali, warga tidak akan mengalami krisis air bersih lagi.
Bantuan Air Bersih Setiap Hari
Sejak beberapa hari terakhir, warga yang tinggal di Jalan Manyar, Kelurahan Gebang dan Lingkungan Tegal Rejo, Kelurahan Jember Lor, sudah sedikit lega.
Setidaknya, hingga hari ini, mereka tidak perlu membeli air galon isi ulang untuk memenuhi kebutuhan minum dan masak. Mereka cukup membawa wadah menuju tandon air yang diletakkan oleh petugas. Tentunya mereka harus tetap mengantre.
Sejak beberapa hari ini, kebutuhan air bersih di dua kelurahan itu tidak hanya disuplai oleh PDAM Jember. Namun, beberapa instansi juga turut membantu memenuhi kebutuhan air bersih warga.
Senin, 18 Juli 2022 kemarin, Polres Jember bersama Kodim 0824 Jember mendistribusikan air di Jalan Manyar, Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang. Di lokasi itu ada 700 KK warga yang terdampak.
Polres Jember mengirimkan air dengan memanfaatkan Armoured Water Cannon (AWC). Kendaraan yang biasa dipakai dalam pengamanan aksi unjuk rasa itu, diisi air bersih dan didistribusikan kepada warga.
Polres Jember bersama Kodim 0824 Jember memastikan akan mendistribusikan air bersih secara berkala dan terjadwal kepada warga yang mengalami krisis air bersih.
Sementara itu, hari ini, Selasa, 19 Juli 2022, PMI Jember bersama BPBD Jember juga melakukan aksi kemanusian serupa. PMI dan BPBD mendistribusikan air bersih untuk warga yang tinggal di Lingkungan Tegal Rejo, Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang.
PMI Jember mencatat ada 250 KK di Lingkungan Tegal Reja yang kesulitan mendapatkan air bersih.
Kepala Humas PMI Jember Ghufron Evian Efendi mengatakan, pihaknya sudah berkali-kali melakukan distribusi air bersih untuk warga yang mengalami krisis air bersih.
Dalam sehari, PMI bersama BPBD Jember dua kali mendistribusikan air bersih, dengan total 10.000 liter air bersih per hari.
“PMI Jember menggunakan mobil tangki dengan kapasitas 5.000 liter dikerahkan ke lokasi untuk membantu meringankan warga memenuhi kebutuhan air bersih setiap harinya. Dalam sehari, sebanyak dua kali distribusi dilakukan relawan dengan total 10.000 liter air bersih yang diberikan pada warga terdampak,” kata Ghufron, Selasa, 19 Juli 2022.
Hingga saat ini, distribusi oleh Relawan Palang Merah Indonesia telah dilakukan empat kali dengan total air bersih yang diberikan pada warga sebanyak 40.000 liter.
Distribusi air bersih itu akan terus dilakukan dua hari sekali secara bergantian baik oleh BPBD maupun PMI Jember.
Bahkan PMI Jember terus melakukan asesmen pada warga terdampak, jika kebutuhan air bersih warga di musim kemarau meningkat, proses distribusi akan dilakukan setiap hari.
“Kami masih melakukan asesmen lanjutan. Warga tetap meminta distribusi air bersih dua kali sehari. Masih kami koordinasikan termasuk dengan BPBD Jember,” pungkas Ghufron.