Krakatau Meletus 139 Tahun Silam, Ribuan Jiwa Meninggal
Gunung Krakatau atau nama internasional Krakatoa, meletus pada 189 tahun silam atau tepatnya 26-27 Agustus 1883. Letusan gunung di selat Sunda, tepatnya di Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung ini, menyisakan banyak kisah.
Letusannya memunculkan gelombang tsunami dan erupsi yang membuat ribuan orang meninggal dunia.Daya ledak Krakatau yang besar membuat suaranya terdengar hingga radius 5000 kilometer.
Tak hanya itu Ledakan yang memunculkan awan abu mencapai ketinggian 80 kilometer, Kemudian ledakannya terdengar sampai ke Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues, Afrika.
Kekuatan daya ledak ini memunculkan tsunami tinggi sekitar 30 meter yang menyasar kehidupan di pantai-pantai di Pulau Jawa dan Sumatera. Sedikitnya 36 ribu nyawa melayang, terutama penduduk di Merak, Kota Cirebon, Cimalaya dan Karawang. Sebagian barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan, Ujung Kulon.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Langit sempat gelap selama dua hari lamanya akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari juga bersinar redup sekitara satu tahun lamanya.
Ahli geologi lulusan Universias Oxford Inggris dan penulis National Geographic, Simon Winchester, mengatakan, ledakan Krakatau adalah yang paling besar. Suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling dahsyat dalam sejarah manusia modern.
Letusan Krakatau melemparkan batu-batu apung dan vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara jatuh di daratan pulau Jawa dan Sumatera, hingga sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Selandia Baru dan Australia.
Bencana letusan Krakatau juga membuat gunung di sekitarnya hancur. Seperti Gunung Perbuawatan, Bunung Danan dan Gunung Rakata, hilang di bagian kerucutnya dan membuat cekungan dengan lebar 7 kilometer dan dalam 250 meter.
Tanda-tanda terjadinya ledakan Krakatau sudah diketahui pada 20 Mei 1883. Sebuah kapal perang Jerman, yang melintas sudah mengetahui ada awan debu dan asap membumbung setinggi 11 kilometer. Kejadian itu disusul beberapa kali letusan kecil Krakatau, pada bulan Juli pada tahun yang sama. Kejadian alam itu sudah diketahui warga Jawa bagian barat seperti Banten dan Lampung, Sumatera.
Dan puncaknya, Krakatau meletus pada tanggal 26 dan 27 Agustus 1883 dimana dianggap menjadi bencana ledakan gunung berapi dari abad 18 hingga sekarang ini.
Advertisement